🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 09 Jumādal Akhir 1437 H / 18 Maret 2106 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 44 | Pembatal-Pembatal Shalāt (Bagian 2)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS01-FZ-H044
〰〰〰〰〰〰〰
MATAN KITAB
(فصل) والذي يبطل الصلاة أحد عشر شيئا: الكلام العمد والعمل الكثير والحدث وحدوث النجاسة وانكشاف العورة وتغيير النية واستدبار القبلة والأكل والشرب والقهقهة والردة.
Dan perkara-perkara yang membatalkan shalāt ada 11:
① Berbicara secara sengaja
② Banyak bergerak secara berurutan
③ Hadats
④ Keluar najis atau terkena najis
⑤ Terbuka auratnya tatkala di dalam shalātp
⑥ Merubah niat
⑦ Membelakangi Kiblat
⑧ Makan
⑨ Minum
⑩ Tertawa
⑪ Murtad
〰〰〰〰〰〰〰
PEMBATAL-PEMBATAL SHALĀT (BAGIAN 2)
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله أما بعد
Para sahabat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan tentang perkara-perkara yang membatalkan shalat bagian ke-2
(وانكشاف العورة))
⑤ Terbuka auratnya tatkala didalam shalāt
Tentang aurat ini juga sudah dijelaskan baik untuk laki-laki maupun untuk wanita.
Maka apabila seseorang shalāt dan terbuka auratnya maka shalātnya batal, namun apabila tersingkap dan langsung ditutup pada saat itu juga maka shalātnya tetap sah.
Menutup aurat termasuk syarat sahnya shalāt.
((وتغيير النية))
⑥ Merubah niat
Yaitu apabila seseorang berniat dengan niat shalāt tertentu dan pada saat ditengah shalātnya dia merubah niat shalātnya untuk shalāt lainnya, maka shalātnya tidak sah atau shalātnya tersebut menjadi batal.
Hal ini berdasarkan hadīts Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam
«إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ»
"Sesungguhnya amalan itu tergantung dari niatnya"
(HR Bukhāri dan Muslim)
Ada beberapa masalah dalam merubah niat ini :
⑴ Jika berniat untuk keluar dari shalāt maka merubah niat dari shalāt menjadi keluar shalāt atau batal shalāt, maka hal ini shalātnya batal dan tidak ada khilaf didalamnya
⑵ Jika merubah niat dari shalāt yang wajib ke shalāt wajib lainnya atau dari shalāt wajib ke shalāt sunnah lainnya, maka yang shahīh dalam mahzab bahwasanya shalātnya batal
Misalnya :
Seseorang niat shalāt dhuhur, ditengah pelaksanaan shalātnya dia teringat kalau sudah masuk waktu ashar dan juga ternyata dia sudah shalāt dhuhur, oleh karena itu dia langsung merubah shalāt yang terlanjur dia lakukan dia rubah,yang tadinya niat shalāt dhuhur kemudian berubah niatnya menjadi shalāt ashar maka hal yang seperti ini tidak sah atau batal shalātnya.
Atau misalnya dia merubah menjadi shalāt sunnah ba'diyah dhuhur karena dia ingat shalāt sebelumnya shalāt dhuhur dia sudah lakukan maka ini juga batal.
Ataupun shalāt yang lainnya yang tertentu.
⑶ Jika dia berniat sungguh-sungguh ingin membatalkan shalāt setelah dia melaksanakan shalāt, maka pada saat itu otomatis shalātnya batal, walaupun kemudian setelah itu dia kembali lagi bahwasanya ingin melanjutkan shalāt maka pada saat berniat ingin sungguh-sungguh membatalkan shalāt otomatis shalātnya batal dan harus diulang.
⑷ Jika dia ragu-ragu dalam niatnya apakah dia ini sudah berniat keluar shalāt ataukah belum? Atau bagaimana,ada keraguan didalam hati maka disini ada khilaf dikalangan para ulama
Secara umum disebutkan kaedah oleh Syaikh Utsaimin dalam Majmu' fatawa tentang perpindahan niat, kata beliau :
" تغيير النية إما أن يكون من معيَّن لمعيَّن ، أو من مطلق لمعيَّن : فهذا لا يصح ، وإذا كان من معيَّن لمطلق : فلا بأس .
"Perubahan niat itu ada beberapa kemungkinan, kemungkinannya apakah dari shalāt yang tertentu kepada shalàt lain yang tertentu juga, atau dari shalāt muthlaq ke shalāt yang tertentu, maka kedua bentuk ini tidak sah (Batal shalātnya) namun apabila dari shalāt tertentu kemudian berubah niatnya menjadi shalāt muthlaq maka kata beliau tidak mengapa"
▪ Untuk Shalāt tertentu ke shalāt tertentu
Contohnya:
→ Shalāt dhuhur (tertentu) yaitu dhuhur kemudian berubah niatnya menjadi shalāt ashar (tertentu), atau menjadi shalāt sunnah dhuha (tertentu juga) atau berubah niat menjadi shalāt sunnah fajar semisalnya, maka yang seperti ini shalātnya tidak sah atau batal.
Baik perpindahan dari fardhu ke fardhu atau fardhu ke sunnah atau sunnah ke sunnah, maka seperti ini tertentu ke shalat tertentu maka batal.
▪ Shalāt muthlak ke shalāt tertentu
Misalnya :
→ Seseorang yang sedang mengerjakan shalāt sunnah muthlak (yaitu shalāt sunnah yang dilakukan tanpa sebab apapun, seseorang hanya ingin shalāt kemudian dia shalāt 2 raka'at) kemudian dia ingat ternyata belum shalāt dhuhur maka dia langsung merubah niat shalāt sunnah muthlaknya menjadi shalāt dhuhur, maka ini juga tidak sah atau batal.
Atau merubah pada Shalāt tertentu lainnya maka juga tidak sah atau batal.
▪ Shalāt tertentu ke shalāt muthlaq
Misal contoh diatas :
→ Seseorang sedang shalāt dhuhur dan kemudian teringat bahwasanya dia sudah mengerjakan shalāt dhuhur, maka dia boleh mengalihkan niatnya dari shalāt dhuhur (karena sudah dikerjakan shalat dhuhur) di ubah niatnya menjadi shalāt sunnah muthlaq, dan ini tidak mengapa.
Namun kalau tadi (misalnya) niat shalāt dhuhur dia ubah menjadi shalāt tertentu (karena dia sudah selesai shalāt dhuhur) diubah menjadi shalāt sunnah ba'diyah dhuhur (misalnya) maka ini tidak sah atau batal Shalātnya.
((واستدبار القبلة))
⑦ Membelakangi kiblat
Membelakangi kiblat atau berpaling dengan sebagian tubuhnya kearah selain kiblat, maka ini shalātnya menjadi batal.
Hal ini berdasarkan firman Allāh Ta'āla,
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
"Maka palingkanlah wajahmu kearah masjidil Harām"
(Qs. Al-Baqarah :217)
Menghadap kiblat adalah rukun didalam shalāt
Barangsiapa yang menghilangkan rukun tersebut maka shalātnya batal.
((والأكل))
⑧ Makan
((والشرب))
⑨ Minum
Kedua perbuatan ini termasuk pembatal shalāt. kenapa? Karena kedua perbuatan ini adalah perbuatan yang bertentangan dari maksud dan tujuan shalāt, dan juga bertentangan dengan khusyu' dan juga bertentangan dengan thuma'ninah yang diperintahkan didalam shalāt dan perbuatan tersebut menunjukkan rasa berpaling dari shalāt itu sendiri.
Namun tidak mengapa, jika seseorang lupa atau yang termakan sedikit, atau terpaksa atau tidak sengaja misalnya menelan sisa makanan yang tersangkut di giginya, atau menelan air dari sisa air wudhunya (semisalnya) maka ini tidak mengapa, adapun yang disengaja kemudian dalam jumlah yang banyak maka ini membatalkan shalāt.
((والقهقهة))
⑩ Tertawa
Yaitu apabila keluar dari lisannya 2 huruf, maka ini dianggap sebagai ucapan, dan sebagaimana tadi sudah disebutkan ucapan manusia didalam shalāt membatalkan wudhu.
3 perkara yang disebutkan sebelumnya yaitu :
⒈ Makan
⒉ Minum
⒊ Tertawa
Jika dilakukan secara sengaja maka ijma' para ulama shalātnya adalah batal.
((والردة))
⑪ Murtad
Ini juga membatalkan shalāt berdasarkan firman Allāh Ta'āla,
وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ
"Barangsiapa yang murtad (keluar) dari agamanya (islam) kemudian mati dalam keadaan kāfir, maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya (batal semua amalannya termasuk shalātnya)."
(Qs. Al Baqarah : 190)
Demikian yang bisa disampaikan didalam halaqah ini, Semoga bermanfaat.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
📮Saran Dan Kritik
Untuk pengembangan dakwah group Bimbingan Islam silahkan dikirim melalui
SaranKritik@bimbinganislam.com
Jumat, 18 Maret 2016
Selasa, 15 Maret 2016
Agar di Tolong Allah
🌍 BimbinganIslam.com
Jum'at, 10 Jumadal Ūlā 1437 H / 19 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
🔊 Ceramah Singkat | Resep Ditolong Allāh
⬇️ Download audio: https://goo.gl/s33xXZ
Sumber: http://youtu.be/trc0Clbpo8Q
➖➖➖➖➖➖➖
RESEP DITOLONG ALLĀH
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، و على آله و اصحابه ومن وله
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Apa yang kita lakukan ketika:
▪️Kita mendengar berita yang mengejutkan, kita mendapatkan telepon bahwa pasangan kita (istri/suami) kita mengalami kecelakaan?
▪️Atau kita mendapatkan kabar bahwa anak kita terjatuh disekolahnya?
▪️Apa yang kita lakukan ketika kita menerima kenyataan bahwa kita kalah dalam dalam sebuah tender?
▪️Atau kita mendapatkan berita yang tidak mengenakan dan menyesakan dada?
Panik ! Bingung ! Atau kita langsung mengambil telepon kita dan menghubungi orang yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Masalah ini telah dijelaskan oleh Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Mari kita simak sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang hasan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
"Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila berhadapan dengan masalah (yang tidak mengenakan, yang menyedihkan, masalah besar) maka beliau segera mengerjakan shalat."
✖️Bukan menghubungi relasi,
✖️Bukan panik,
✖️Bukan galau,
✔️Namun tuntunan Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam shalat.
Mengapa shalat?
Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam surat Al Baqarah: 45,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Dan mintalah pertolongan kepada Allāh dengan sabar dan dengan mengerjakan shalat. Sesungguhnya shalat itu amatlah besar kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Inilah resep Nabi kita Shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau mengerjakan shalat karena Allāh akan menolong kita, ketika kita mendekat kepada-Nya.
Kita akan ditolong oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla ketika kita mengingatnya, kita akan dijaga oleh Allāh pada saat kita menjaga hak-hak-Nya.
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
"Jagalah hak Allāh maka Allāh akan jaga dirimu."
(HR Tirmidzi)
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan berita duka, berita yang mengagetkan, berita yang tidak menyenangkan maka segeralah ambil air wudhu lalu bertakbiratul ihramlah dan shalatlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Ibnu Abbas pernah berjalan disebuah jalan, lalu ada orang yang menghampirinya dan memberitahukan bahwa saudaranya telah meninggal dunia.
Apa yang dilakukan beliau?
Beliau langsung menepi dan beliau langsung shalat dua raka'at lalu beliau memanjangkan shalat nya berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bersimpuh kepada Allāh lalu beliau mengucapkan salam beliau kembali ke tunggangannya dan beliau berjalan sambil membaca Al Baqarah ayat 45.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
"Mintalah pertolongan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan kesabaran dan dengan mengerjakan shalat."
Ini juga yang dilakukan oleh ummu Kultsum ketika melihat suami tercintanya Abdurahman bin 'Auf itu pingsan dan beliau khawatir luar biasa.
Apa yang beliau lakukan ?
Allāhu Akbar, beliau langsung pergi ke masjid dan mengerjakan dua raka'at mengingat firman Allāh,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
"Minta pertolongan kepada Allāh dengan sabar dan dengan mengerjakan shalat."
Dan inipun yang dilakukan oleh Nabi Ibrāhim 'alayhissalām ketika harus menerima kenyataan bahwa istri tercintanya Sarah diambil oleh orang-orang penguasa Mesir dipisahkan darinya.
Apa yang dilakukan Nabi Ibrāhim 'alayhissalām? Apakah beliau menghubungi manusia?
Dalam hadits Bukhari beliau 'alayhissalām langsung mengerjakan shalat dua raka'at salam, dua raka'at salam, dua raka'at salam, sehingga Sarah tidak bisa dijamah oleh penguasa Mesir tersebut.
Ini adalah resep Nabawi, resep untuk orang-orang beriman, yakin tidak bahwa Allāh mampu menolong kita.
Kerjakanlah shalat dekatkan diri kepada Allāh, bukan justru menjauh dan justru kita lebih dekat kepada manusia ketika kita sedang mendapatkan masalah.
Mendekatlah kepada Allāh Jalla wa 'Ala dengan mengerjakan shalat.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
"Mintalah pertolongan kepada Allāh dengan sabar dan dengan mengerjakan shalat."
َإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ
"Jika anda meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allāh, dan Allāh minta kita untuk mengerjakan shalat."
(HR Tirmidzi)
Yakinlah bahwa Allāh akan menolong kita dengan shalat kita tersebut jika sesuai dengan sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan dilakukan dengan penuh kekhusyukan penuh kerendahan dan penuh pengharapan kepada Allāh.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Jum'at, 10 Jumadal Ūlā 1437 H / 19 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
🔊 Ceramah Singkat | Resep Ditolong Allāh
⬇️ Download audio: https://goo.gl/s33xXZ
Sumber: http://youtu.be/trc0Clbpo8Q
➖➖➖➖➖➖➖
RESEP DITOLONG ALLĀH
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، و على آله و اصحابه ومن وله
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Apa yang kita lakukan ketika:
▪️Kita mendengar berita yang mengejutkan, kita mendapatkan telepon bahwa pasangan kita (istri/suami) kita mengalami kecelakaan?
▪️Atau kita mendapatkan kabar bahwa anak kita terjatuh disekolahnya?
▪️Apa yang kita lakukan ketika kita menerima kenyataan bahwa kita kalah dalam dalam sebuah tender?
▪️Atau kita mendapatkan berita yang tidak mengenakan dan menyesakan dada?
Panik ! Bingung ! Atau kita langsung mengambil telepon kita dan menghubungi orang yang berkaitan dengan masalah tersebut.
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Masalah ini telah dijelaskan oleh Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Mari kita simak sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang hasan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا حَزَبَهُ أَمْرٌ صَلَّى
"Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam apabila berhadapan dengan masalah (yang tidak mengenakan, yang menyedihkan, masalah besar) maka beliau segera mengerjakan shalat."
✖️Bukan menghubungi relasi,
✖️Bukan panik,
✖️Bukan galau,
✔️Namun tuntunan Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam shalat.
Mengapa shalat?
Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman dalam surat Al Baqarah: 45,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
"Dan mintalah pertolongan kepada Allāh dengan sabar dan dengan mengerjakan shalat. Sesungguhnya shalat itu amatlah besar kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Inilah resep Nabi kita Shallallāhu 'alayhi wa sallam, beliau mengerjakan shalat karena Allāh akan menolong kita, ketika kita mendekat kepada-Nya.
Kita akan ditolong oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla ketika kita mengingatnya, kita akan dijaga oleh Allāh pada saat kita menjaga hak-hak-Nya.
اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ
"Jagalah hak Allāh maka Allāh akan jaga dirimu."
(HR Tirmidzi)
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Oleh karena itu, ketika kita mendapatkan berita duka, berita yang mengagetkan, berita yang tidak menyenangkan maka segeralah ambil air wudhu lalu bertakbiratul ihramlah dan shalatlah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Ibnu Abbas pernah berjalan disebuah jalan, lalu ada orang yang menghampirinya dan memberitahukan bahwa saudaranya telah meninggal dunia.
Apa yang dilakukan beliau?
Beliau langsung menepi dan beliau langsung shalat dua raka'at lalu beliau memanjangkan shalat nya berdoa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, bersimpuh kepada Allāh lalu beliau mengucapkan salam beliau kembali ke tunggangannya dan beliau berjalan sambil membaca Al Baqarah ayat 45.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
"Mintalah pertolongan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan kesabaran dan dengan mengerjakan shalat."
Ini juga yang dilakukan oleh ummu Kultsum ketika melihat suami tercintanya Abdurahman bin 'Auf itu pingsan dan beliau khawatir luar biasa.
Apa yang beliau lakukan ?
Allāhu Akbar, beliau langsung pergi ke masjid dan mengerjakan dua raka'at mengingat firman Allāh,
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
"Minta pertolongan kepada Allāh dengan sabar dan dengan mengerjakan shalat."
Dan inipun yang dilakukan oleh Nabi Ibrāhim 'alayhissalām ketika harus menerima kenyataan bahwa istri tercintanya Sarah diambil oleh orang-orang penguasa Mesir dipisahkan darinya.
Apa yang dilakukan Nabi Ibrāhim 'alayhissalām? Apakah beliau menghubungi manusia?
Dalam hadits Bukhari beliau 'alayhissalām langsung mengerjakan shalat dua raka'at salam, dua raka'at salam, dua raka'at salam, sehingga Sarah tidak bisa dijamah oleh penguasa Mesir tersebut.
Ini adalah resep Nabawi, resep untuk orang-orang beriman, yakin tidak bahwa Allāh mampu menolong kita.
Kerjakanlah shalat dekatkan diri kepada Allāh, bukan justru menjauh dan justru kita lebih dekat kepada manusia ketika kita sedang mendapatkan masalah.
Mendekatlah kepada Allāh Jalla wa 'Ala dengan mengerjakan shalat.
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاة
"Mintalah pertolongan kepada Allāh dengan sabar dan dengan mengerjakan shalat."
َإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ
"Jika anda meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allāh, dan Allāh minta kita untuk mengerjakan shalat."
(HR Tirmidzi)
Yakinlah bahwa Allāh akan menolong kita dengan shalat kita tersebut jika sesuai dengan sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dan dilakukan dengan penuh kekhusyukan penuh kerendahan dan penuh pengharapan kepada Allāh.
أقول قولي هذا وأستغفر الله لي ولكم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
________________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Neraka 1
BimbinganIslam.com
Kamis, 09 Jumadal Ūlā 1437 H / 18 Februari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 60 | Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (bagian 1)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/3vnWSn
➖➖➖➖➖➖➖
CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG KE DALAM NERAKA (BAGIAN 1)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-60 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka Bagian Pertama"
Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka.
Di antara dosa tersebut adalah:
▪️Dosa bid'ah.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata,
وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
"Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka. "
(Hadits Shahih Riwayat Nasā'i)
Bid'ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat Islam.
Umat yang dahulunya bersatu, satu di atas Al Qurān dan Al Hadits dengan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam generasi terbaik umat Islam, menjadi berbagai aliran yang banyak.
Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang kepada islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat Radhiyallāhu 'anhum.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
"Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Mereka berkata, 'Siapakah golongan tersebut ya Rasūlullāh ?' Beliau menjawab, 'Golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para sahabatku'."
(Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).
Ucapan beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam "ummatī" yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid'ah yang mereka lakukan.
Dan ucapan beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya bid'ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.
Kalau Allāh menghendaki, maka Allāh mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allāh menghendaki maka Allāh akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allāh kehendaki.
Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
➙Tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al Qurān dan Al Hadits.
➙Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid
➙Mendahulukan akal di atas dalil.
➙Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama.
➙Dan ada di antara mereka yang memiliki bai'at khusus kepada pemimpin aliran,
di antara cirinya:
√ Mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.
√ Tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
√ Mencukupkan diri dengan Al Qurān tanpa hadits di dalam berdalil.
√ Dan di antara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid'ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh sebagian manusia.
Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur dengan kesesuaiannya dengan Al Qurān dan Al Hadits.
Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan cara yang hikmah merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam.
Dan upaya menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama.
Kemudian mengikuti syahwat dan hawa nafsunya.
Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat (kerancuan berpikir) dan menjauhi fitnah syahwat.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan hidayah kepada kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
_____________________________
Kamis, 09 Jumadal Ūlā 1437 H / 18 Februari 2016 M
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 60 | Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (bagian 1)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/3vnWSn
➖➖➖➖➖➖➖
CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG KE DALAM NERAKA (BAGIAN 1)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-60 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang "Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka Bagian Pertama"
Dosa yang dilakukan oleh seorang muslim, apabila Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak mengampuninya akan menjadi sebab seseorang terjatuh ke dalam neraka.
Di antara dosa tersebut adalah:
▪️Dosa bid'ah.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata,
وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
"Dan sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan. Dan setiap yang diada-adakan adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan di dalam neraka. "
(Hadits Shahih Riwayat Nasā'i)
Bid'ah inilah yang sebenarnya telah memecah-belah umat Islam.
Umat yang dahulunya bersatu, satu di atas Al Qurān dan Al Hadits dengan satu pemahaman, yaitu pemahaman para sahabat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam generasi terbaik umat Islam, menjadi berbagai aliran yang banyak.
Golongan yang selamat adalah golongan yang tetap berpegang kepada islam yang murni yang dipahami oleh para sahabat Radhiyallāhu 'anhum.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِى عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِى النَّارِ إِلاَّ مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى
"Dan akan berpecah-belah umatku menjadi 73 golongan. Semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. Mereka berkata, 'Siapakah golongan tersebut ya Rasūlullāh ?' Beliau menjawab, 'Golongan yang berada di atas jalanku dan jalan para sahabatku'."
(Hadits Hasan Riwayat Tirmidzi).
Ucapan beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam "ummatī" yaitu umatku, menunjukkan bahwasanya aliran-aliran tersebut tidaklah kafir dengan bid'ah yang mereka lakukan.
Dan ucapan beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam semuanya masuk neraka, menunjukkan bahwasanya bid'ah yang mereka lakukan adalah dosa besar yang menyebabkan masuk neraka.
Kalau Allāh menghendaki, maka Allāh mengampuni tanpa diadzab dan kalau Allāh menghendaki maka Allāh akan mengadzab di neraka sampai waktu yang Allāh kehendaki.
Seorang muslim hendaknya menjauhi aliran-aliran sesat tersebut yang di antara ciri-cirinya:
➙Tidak kembali kepada pemahaman para sahabat di dalam memahami Al Qurān dan Al Hadits.
➙Tidak memiliki perhatian yang besar terhadap aqidah dan tauhid
➙Mendahulukan akal di atas dalil.
➙Bersembunyi-sembunyi di dalam beragama.
➙Dan ada di antara mereka yang memiliki bai'at khusus kepada pemimpin aliran,
di antara cirinya:
√ Mencela dan membicarakan kejelekan penguasa.
√ Tidak berhati-hati di dalam berdalil dengan hadits-hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
√ Mencukupkan diri dengan Al Qurān tanpa hadits di dalam berdalil.
√ Dan di antara cirinya mereka mudah mengkafirkan orang yang tidak sependapat dengan mereka.
Hendaknya seorang muslim meninggalkan bid'ah meskipun dianggap baik atau hasanah oleh sebagian manusia.
Meninggalkan aliran-aliran sesat tersebut dan jangan tertipu dengan pakaian atau banyaknya jumlah mereka. Karena kebenaran tidak diukur dengan perkara-perkara tersebut, tapi diukur dengan kesesuaiannya dengan Al Qurān dan Al Hadits.
Menasehati para pengikut aliran sesuai dengan kemampuan supaya kembali kepada kebenaran dengan cara yang hikmah merupakan bentuk rasa cinta kita kepada saudara se-Islam.
Dan upaya menyatukan umat di atas kebenaran serta menyelamatkan mereka dari ancaman neraka.
Dan perlu diketahui bahwasanya meninggalkan aliran-aliran tersebut juga bukan berarti seseorang hidup jauh dari agama, menjauhi ilmu dan para ulama.
Kemudian mengikuti syahwat dan hawa nafsunya.
Karena seorang muslim di dunia ini dituntut untuk menjauhi fitnah syubhat (kerancuan berpikir) dan menjauhi fitnah syahwat.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan hidayah kepada kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy
Di kota Al-Madīnah
Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
_____________________________
Kamis, 10 Maret 2016
Syafaat Pelaku Dosa Besar 2
BimbinganIslam.com
Kamis, 01 Jumadil Akhir 1437 H / 10 Maret 2016
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 65 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 2)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS01-AR-S05-65
____________________________
SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 2 )
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 2)”
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafaat untuk umatnya, para pelaku dosa besar yang disiksa di dalam neraka.
Di dalam sebuah hadīts Anas bin Mālik Radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim, bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allāh untuk memberi syafaat dan beliau diizinkan.
Maka Allāh akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah diajarkan kepada beliau di dunia.
Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau:
"Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji gandum.”
Maka beliau pergi dan melakukannya. Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh Subhanahu wa Ta'ala dan sujud kepada-Nya, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rābb-ku, umatku... umatku....”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar zarrāh atau qārdalah yaitu biji sawi.”
Maka beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam pergi dan melakukannya.
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah, niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rābb-ku, umatku... umatku....”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.”
Maka beliau pergi dan melakukannya. Kemudian untuk keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allāh, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, niscaya akan diterima syafaatmu.”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rābb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafaat kepada setiap orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh'.”
Maka Allāh berkata:
"Demi keperkasaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku sungguh Aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh."
Maksudnya adalah orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh' ikhlas dari hatinya dan tidak membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam Shahīh Bukhāri disebutkan bahwasanya di antara amalan yang bisa menjadi sebab kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca do'a setelah mendengar azan, yaitu:
للَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
Dan di antara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madīnah, kemudian meninggal di dalamnya. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوت إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا
“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madīnah kemudian dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari kiamat, apabila dia adalah orang Islam.”
(HR Muslim)
Ada dua golongan dari umat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan syafaat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي : إِمَامٌ ظَلُومٌ ، وَكُلُ غَالٍ مَارِقٍ
“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafaatku, pemimpin yang zhālim dan setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.”
(Hadīts Hasan Riwayat At Thābrāni di dalam Al Mu'jamul Kabīr)
Kita memohon kepada Allāh, semoga Allāh Subhanahu wa Ta'ala menerima syafaat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah
_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Kamis, 01 Jumadil Akhir 1437 H / 10 Maret 2016
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 65 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 2)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS01-AR-S05-65
____________________________
SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 2 )
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke-65 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang “Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 2)”
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan memberikan syafaat untuk umatnya, para pelaku dosa besar yang disiksa di dalam neraka.
Di dalam sebuah hadīts Anas bin Mālik Radhiyallāhu 'anhu yang diriwayatkan oleh Bukhāri dan Muslim, bahwasanya Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan meminta izin kepada Allāh untuk memberi syafaat dan beliau diizinkan.
Maka Allāh akan mengilhamkan kepada beliau pujian-pujian yang sebelumnya tidak pernah diajarkan kepada beliau di dunia.
Dan beliau bersujud, maka dikatakan kepada beliau:
"Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rabb-ku, umatku... umatku....”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar biji gandum.”
Maka beliau pergi dan melakukannya. Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh Subhanahu wa Ta'ala dan sujud kepada-Nya, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, maka engkau akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rābb-ku, umatku... umatku....”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di dalam hatinya ada iman sebesar zarrāh atau qārdalah yaitu biji sawi.”
Maka beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam pergi dan melakukannya.
Kemudian beliau kembali lagi dan kembali memuji Allāh dan sujud kepada-Nya, dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah, niscaya akan diberi permintaanmu. Dan berikanlah syafaat, maka akan diterima syafaatmu.”
Beliau Shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rābb-ku, umatku... umatku....”
Dikatakan kepada beliau:
“Pergilah kamu dan keluarkanlah dari neraka orang yang di hatinya ada iman yang lebih kecil dan lebih kecil dari sebuah biji sawi.”
Maka beliau pergi dan melakukannya. Kemudian untuk keempat kalinya beliau datang dan kembali memuji dan sujud kepada Allāh, maka dikatakan kepada beliau:
“Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu. Berkatalah, niscaya akan didengar perkataanmu. Mintalah, maka kamu akan diberi. Dan berikanlah syafaat, niscaya akan diterima syafaatmu.”
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Wahai Rābb-ku, izinkan aku untuk memberikan syafaat kepada setiap orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh'.”
Maka Allāh berkata:
"Demi keperkasaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan-Ku sungguh Aku akan keluarkan dari neraka orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh."
Maksudnya adalah orang yang mengatakan 'Lā ilāha illallāh' ikhlas dari hatinya dan tidak membatalkannya dengan kesyirikan.
Di dalam Shahīh Bukhāri disebutkan bahwasanya di antara amalan yang bisa menjadi sebab kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam di akhirat adalah membaca do'a setelah mendengar azan, yaitu:
للَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّة وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ
Dan di antara amalan tersebut adalah bersabar atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madīnah, kemudian meninggal di dalamnya. Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
لَا يَصْبِرُ أَحَدٌ عَلَى لَأْوَائِهَا فَيَمُوت إِلَّا كُنْتُ لَهُ شَفِيعًا أَوْ شَهِيدًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا كَانَ مُسْلِمًا
“Tidaklah bersabar seseorang atas kesusahan dan kesempitan hidup di Kota Madīnah kemudian dia meninggal, kecuali aku akan menjadi pemberi syafaat untuknya atau pemberi saksi untuknya di hari kiamat, apabila dia adalah orang Islam.”
(HR Muslim)
Ada dua golongan dari umat Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam yang tidak akan mendapatkan syafaat beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Beliau shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
صِنْفَانِ مِنْ أُمَّتِي لَنْ تَنَالَهُمَا شَفَاعَتِي : إِمَامٌ ظَلُومٌ ، وَكُلُ غَالٍ مَارِقٍ
“Dua golongan dari umatku yang tidak akan mendapatkan syafaatku, pemimpin yang zhālim dan setiap orang yang berlebih-lebihan di dalam agama.”
(Hadīts Hasan Riwayat At Thābrāni di dalam Al Mu'jamul Kabīr)
Kita memohon kepada Allāh, semoga Allāh Subhanahu wa Ta'ala menerima syafaat Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk kita semua.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah
_____________________________
📦Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Pembatal Shalat
BimbinganIslam.com
Jum'at, 02 Jumadal Akhir 1437 H / 11 Maret 2106 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 43 | Pembatal-Pembatal Shalāt
⬇ Download audio: http://bit.ly/BiAS01-FZ-H043
➖➖➖➖➖➖➖
MATAN KITAB
(فصل) والذي يبطل الصلاة أحد عشر شيئا: الكلام العمد والعمل الكثير والحدث وحدوث النجاسة وانكشاف العورة وتغيير النية واستدبار القبلة والأكل والشرب والقهقهة والردة.
Dan perkara-perkara yang membatalkan shalāt ada 11:
① Berbicara secara sengaja
② Banyak bergerak secara berurutan
③ Hadats
④ Keluar najis atau terkena najis
⑤ Terbuka auratnya tatkala di dalam shalāt
⑥ Merubah niat
⑦ Membelakangi Kiblat
⑧ Makan
⑨ Minum
⑩ Tertawa
⑪ Murtad
〰〰〰〰〰〰〰
Jum'at, 02 Jumadal Akhir 1437 H / 11 Maret 2106 M
👤 Ustadz Fauzan ST, MA
📗 Matan Abū Syujā' | Kitāb Shalāt
🔊 Kajian 43 | Pembatal-Pembatal Shalāt
⬇ Download audio: http://bit.ly/BiAS01-FZ-H043
➖➖➖➖➖➖➖
MATAN KITAB
(فصل) والذي يبطل الصلاة أحد عشر شيئا: الكلام العمد والعمل الكثير والحدث وحدوث النجاسة وانكشاف العورة وتغيير النية واستدبار القبلة والأكل والشرب والقهقهة والردة.
Dan perkara-perkara yang membatalkan shalāt ada 11:
① Berbicara secara sengaja
② Banyak bergerak secara berurutan
③ Hadats
④ Keluar najis atau terkena najis
⑤ Terbuka auratnya tatkala di dalam shalāt
⑥ Merubah niat
⑦ Membelakangi Kiblat
⑧ Makan
⑨ Minum
⑩ Tertawa
⑪ Murtad
〰〰〰〰〰〰〰
Rabu, 09 Maret 2016
Berprasangka Baik Kepada Allah
BimbinganIslam.com
Senin, 20 Jumadal Ūlā 1437 H / 29 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik Kepada Allāh (bagian 2 dari 3)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/bX2zVH
📡 Sumber:
https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 2 DARI 3)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi seseorang yang hendaknya berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah:
√ KONDISI KETIGA | Tatkala dia mencari rizki.
Hendaknya dia berhusnuzhan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā akan memberikan rizki kepadanya.
Ketahuilah, sungguh menakjubkan seorang manusia yang berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam masalah rizki, sementara tatkala masih berupa janin dalam perut ibunya, Allāh telah memberi rizki melalui ibunya.
Tatkala dilahirkan dalam keadaan masih kecil, dia tidak bisa berbuat apa-apa, Allāh berikan rizki sampai dia besar.
Kemudian dia sekolah sampai dia dewasa, kemudian setelah dia memiliki ijazah, kemudian setelah memiliki gelar, kemudian dia telah memiliki kekuatan, namun kemudian dia bersu'uzhan kepada Allāh, bahwasanya Allāh tidak akan memberi rizki kepada dia.
Ini merupakan su'uzhan yang tidak pada tempatnya.
Kalau tatkala dia masih janin dan masih kecil saja Allah memberi rizki kepada dia, bagaimana setelah dia telah memiliki kekuatan kemudian Allāh tidak memberi rizki kepadanya?
Hendaknya dia berusaha dan bertawakkal kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan mencari sebab-sebab rizki. Baik sebab-sebab rizki yang zhahir maupun ukhrawi.
Kebanyakan orang tatkala mereka mencari rizki, mereka hanya bersandar kepada sebab-sebab yang zhahir.
Padahal di sana ada sebab-sebab ukhrawi yang harus diperhatikan bagi orang-orang yang mengharapkan rizki dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yaitu:
🔗(1) BERTAQWA KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLĀ
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allāh, maka Allāh akan berikan solusi kepada permasalahannya dan Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allāh, maka Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya."
(QS Ath Thalāq: 2-3)
Oleh karenanya, jika seseorang tatkala mecari rizki merasa seluruh pintu tertutup, sulit bagi dia untuk mencari rizki padahal usaha telah dilakukan, maka perbaiki dirinya.
Jangan terlalu "PD" (percaya diri) dengan dirinya.
Mungkin dia telah terjerumus dalam berbagai macam kemaksiatan.
✖️Apakah karena dia tidak menjaga lisannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga pandangannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga hatinya.
Hendaknya diperbaiki ketakwaan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā niscaya Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Oleh karenanya, sebagian ulama mengatakan:
"Jika seseorang dimudahkan rizki dari arah yang tidak dia sangka-sangka itu adalah tanda bahwasanya dia telah bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki berikutnys adalah:
🔗(2) BERSILATURAHMI
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَ حَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan ingin dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi."
(HR Bukhari 5986 dan Muslim 2557)
Yakinlah, jika anda menyambung silaturahmi, memberikan hadiah kepada karib kerabat, terutama menyambung silaturahmi kepada ayah dan ibu, maka segala kesuksesan akan mendatangi anda.
Terutama menyambung silaturrahmi dengan orang yang paling berhak antum silaturahmi yaitu kedua orang tua antum.
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki lainnya adalah:
🔗(3) BERSHADAQAH
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sesungguhnya shadaqah tidak akan mengurangi rizki."
(HR Muslim: 2558)
Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman dalam hadits qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Wahai anak Adam, berinfaqlah! Maka Aku akan infaq kepada engkau."
(HR Ahmad: 6997)
Semakin seorang bershadaqah yakinlah bahwasanya Allāh akan menambahkan rizkinya.
Bagaimana caranya? Itu urusan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi yang sangat dituntut seorang untuk berhusnuzhan kepada Allah dan ini kondisi yang sangat genting, yaitu:
√ KONDISI KEEMPAT | Tatkala dia akan meninnggal dunia.
Dalam Shahih Muslim rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
"Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali dalam kondisi berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
(HR Muslim: 2877)
Tatkala dia akan meninggal dunia, maka hendaknya dia kuatkan sisi pengharapan dia kepada Allah.
Ingat tentang janji Allāh bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memiliki sifat-sifat yang mulia.
Allāh adalah Al Ghafūr (Yang Maha Pengampun), Allāh adalah Rahīm, Ar Rahmān (Yang Maha Penyayang).
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengatakan dalam hadits qudsi:
إِنَّ رَحْمَتِى سبقت غَضَبِى
"Sesungguhnya kasih sayang-Ku mengungguli kemarahan-Ku"
(HR Bukhari: 7422)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
"Sesungguhnya rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."
(QS Al A'rāf: 156)
Ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'ālā bahwasanya Allāh Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang.
Seseorang tatkala akan meninggal dunia hendaknya dia menguatkan sisi harapan dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman dalam hadits qudsi:
إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
"Jika dia berprasangka baik maka bagi dia kebaikan, dan jika dia berprasangka buruk, maka dia akan mendapatkan keburukan tersebut."
Akan tetapi, Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Berhusnuzhan kepada Allāh tidaklah mudah, terutama kepada orang-orang yang tergelam dalam kemaksiatan.
Hati mereka akan terbungkus dengan warna hitam, sehingga dia selalu su'uzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dan begitu buruknya maka tatkala dia akan meninggal dunia, dia tidak bisa berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dia menyangka Allāh akan menyiksanya, dia menyangka Allāh akan masukkan ia ke dalam neraka Jahannam.
Dan jika dia berprasangka buruk maka Allāh akan bermuamalah, menyikapi dia, sesuai dengan persangkaannya.
_________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Senin, 20 Jumadal Ūlā 1437 H / 29 Februari 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik Kepada Allāh (bagian 2 dari 3)
⬇ Download Audio: https://goo.gl/bX2zVH
📡 Sumber:
https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 2 DARI 3)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi seseorang yang hendaknya berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah:
√ KONDISI KETIGA | Tatkala dia mencari rizki.
Hendaknya dia berhusnuzhan bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā akan memberikan rizki kepadanya.
Ketahuilah, sungguh menakjubkan seorang manusia yang berburuk sangka kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dalam masalah rizki, sementara tatkala masih berupa janin dalam perut ibunya, Allāh telah memberi rizki melalui ibunya.
Tatkala dilahirkan dalam keadaan masih kecil, dia tidak bisa berbuat apa-apa, Allāh berikan rizki sampai dia besar.
Kemudian dia sekolah sampai dia dewasa, kemudian setelah dia memiliki ijazah, kemudian setelah memiliki gelar, kemudian dia telah memiliki kekuatan, namun kemudian dia bersu'uzhan kepada Allāh, bahwasanya Allāh tidak akan memberi rizki kepada dia.
Ini merupakan su'uzhan yang tidak pada tempatnya.
Kalau tatkala dia masih janin dan masih kecil saja Allah memberi rizki kepada dia, bagaimana setelah dia telah memiliki kekuatan kemudian Allāh tidak memberi rizki kepadanya?
Hendaknya dia berusaha dan bertawakkal kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā dan mencari sebab-sebab rizki. Baik sebab-sebab rizki yang zhahir maupun ukhrawi.
Kebanyakan orang tatkala mereka mencari rizki, mereka hanya bersandar kepada sebab-sebab yang zhahir.
Padahal di sana ada sebab-sebab ukhrawi yang harus diperhatikan bagi orang-orang yang mengharapkan rizki dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yaitu:
🔗(1) BERTAQWA KEPADA ALLĀH SUBHĀNAHU WA TA'ĀLĀ
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allāh, maka Allāh akan berikan solusi kepada permasalahannya dan Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allāh, maka Allāh akan mencukupkan (keperluan)nya."
(QS Ath Thalāq: 2-3)
Oleh karenanya, jika seseorang tatkala mecari rizki merasa seluruh pintu tertutup, sulit bagi dia untuk mencari rizki padahal usaha telah dilakukan, maka perbaiki dirinya.
Jangan terlalu "PD" (percaya diri) dengan dirinya.
Mungkin dia telah terjerumus dalam berbagai macam kemaksiatan.
✖️Apakah karena dia tidak menjaga lisannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga pandangannya;
✖️Apakah dia tidak menjaga hatinya.
Hendaknya diperbaiki ketakwaan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā niscaya Allāh akan berikan rizki kepada dia dari arah yang dia tidak sangka-sangka.
Oleh karenanya, sebagian ulama mengatakan:
"Jika seseorang dimudahkan rizki dari arah yang tidak dia sangka-sangka itu adalah tanda bahwasanya dia telah bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki berikutnys adalah:
🔗(2) BERSILATURAHMI
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
مَنْ أَ حَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
"Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan ingin dipanjangkan umurnya maka sambunglah silaturahmi."
(HR Bukhari 5986 dan Muslim 2557)
Yakinlah, jika anda menyambung silaturahmi, memberikan hadiah kepada karib kerabat, terutama menyambung silaturahmi kepada ayah dan ibu, maka segala kesuksesan akan mendatangi anda.
Terutama menyambung silaturrahmi dengan orang yang paling berhak antum silaturahmi yaitu kedua orang tua antum.
Diantara hal yang bisa mendatangkan rizki lainnya adalah:
🔗(3) BERSHADAQAH
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sesungguhnya shadaqah tidak akan mengurangi rizki."
(HR Muslim: 2558)
Bahkan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman dalam hadits qudsi:
يَا ابْنَ آدَمَ أَنْفِقْ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
"Wahai anak Adam, berinfaqlah! Maka Aku akan infaq kepada engkau."
(HR Ahmad: 6997)
Semakin seorang bershadaqah yakinlah bahwasanya Allāh akan menambahkan rizkinya.
Bagaimana caranya? Itu urusan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Diantara kondisi yang sangat dituntut seorang untuk berhusnuzhan kepada Allah dan ini kondisi yang sangat genting, yaitu:
√ KONDISI KEEMPAT | Tatkala dia akan meninnggal dunia.
Dalam Shahih Muslim rasulullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ
"Jangan sekali-kali salah seorang diantara kalian meninggal dunia kecuali dalam kondisi berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā."
(HR Muslim: 2877)
Tatkala dia akan meninggal dunia, maka hendaknya dia kuatkan sisi pengharapan dia kepada Allah.
Ingat tentang janji Allāh bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'ālā memiliki sifat-sifat yang mulia.
Allāh adalah Al Ghafūr (Yang Maha Pengampun), Allāh adalah Rahīm, Ar Rahmān (Yang Maha Penyayang).
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā mengatakan dalam hadits qudsi:
إِنَّ رَحْمَتِى سبقت غَضَبِى
"Sesungguhnya kasih sayang-Ku mengungguli kemarahan-Ku"
(HR Bukhari: 7422)
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
"Sesungguhnya rahmat-Ku meliputi segala sesuatu."
(QS Al A'rāf: 156)
Ingat janji Allāh Subhānahu wa Ta'ālā bahwasanya Allāh Maha Pengampun dan lagi Maha Penyayang.
Seseorang tatkala akan meninggal dunia hendaknya dia menguatkan sisi harapan dia kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, karena Allāh Subhānahu wa Ta'ālā telah berfirman dalam hadits qudsi:
إِنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
"Jika dia berprasangka baik maka bagi dia kebaikan, dan jika dia berprasangka buruk, maka dia akan mendapatkan keburukan tersebut."
Akan tetapi, Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'ālā,
Berhusnuzhan kepada Allāh tidaklah mudah, terutama kepada orang-orang yang tergelam dalam kemaksiatan.
Hati mereka akan terbungkus dengan warna hitam, sehingga dia selalu su'uzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dan begitu buruknya maka tatkala dia akan meninggal dunia, dia tidak bisa berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Dia menyangka Allāh akan menyiksanya, dia menyangka Allāh akan masukkan ia ke dalam neraka Jahannam.
Dan jika dia berprasangka buruk maka Allāh akan bermuamalah, menyikapi dia, sesuai dengan persangkaannya.
_________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Dosa Penyebab Masuknya Seseorang Ke Neraka 4
BimbinganIslam.com
Selasa, 21 Jumadal Ūlā 1437 H / 01 Maret 2016
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 63 | Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (bagian 4)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS01-S05-H63
_____________________________________
CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG KE DALAM NERAKA (BAGIAN 4)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke 63 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang " Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka Bagian Keempat ".
Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
▪ DOSA WANITA YANG TIDAK BERSYUKUR KEPADA SUAMINYA
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka telah ingkar."
Dikatakan kepada beliau:
"Apakah mereka ingkar kepada Allāh?"
Beliau bersabda:
"Mereka ingkar kepada suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka sekian lama, kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka wanita tersebut akan berkata, 'Aku tidak melihat kebaikan sedikitpun darimu'. "
(HR Bukhari dan Muslim)
Seorang wanita yang sholihah hendaklah bersyukur kepada Allāh, kemudian bersyukur kepada suaminya, karena dengan sebabnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjaga dia sebagai seorang istri, menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya dan lain-lain.
Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita diperintahkan dalam agama islam.
Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia mendoakan dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Barang siapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai kalian merasa bahwasanya kalian telah membalas kebaikannya."
(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan An Nasa'i)
Dan di antara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:
▪TIGA DOSA YANG TERCANTUM DALAM SABDA NABI SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM
"Tiga orang yang Allāh haramkan masuk surga:
√ Pecandu khomr (minuman keras),
√ Anak yang durhaka dan
√ Dayyuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya)."
(Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya)
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan memfasilitasi, dikhawatirkan terkena ancaman ini.
Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan berarati harus memberi semua yang diminta.
Dan mendidik mereka untuk taat tidak identik dengan kekerasan. Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allāh.
Kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. Dan hidayah di tangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah:
▪DURHAKA TERHADAP KEDUA ORANG TUA
Dan di antara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap ataupun dengan tangan.
Seorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk berlemah-lembut kepada orang tua. Merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan syariat.
Dan diantara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan mereka dari kegelapan, kesyirikan, kebid'ahan dan kemaksiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah:
▪DOSA SEORANG PEJABAT YANG MENIPU BAWAHAN ATAU RAKYATNYA
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba, Allāh berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu bawahan atau rakyatnya kecuali Allāh akan mengharamkan dia masuk ke dalam surga."
(HR Bukhari dan Muslim)
Di antara bentuk menipu kepada rakyat adalah:
√ tidak menasehati mereka demi keselamatan dunia dan akhirat mereka,
√ tidak memenuhi hak-hak mereka,
√ tidak berbuat adil di antara mereka
√ dan lain-lain.
⇨ Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara langsung, namun dia berhak untuk diadzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allāh menghendaki.
Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.
Keyakinan ahlusunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allāh. Kalau Allāh menghendaki, maka Allāh akan mengampuni, dan kalau Allāh menghendaki, maka Allāh akan mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga.
Dan adzab neraka bagi para pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka jahanam."
(HR Bukhari dan Muslim)
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan lebih mudah dari pada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungi kita dan keluarga kita dari api neraka.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah
_________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Selasa, 21 Jumadal Ūlā 1437 H / 01 Maret 2016
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 63 | Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka (bagian 4)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS01-S05-H63
_____________________________________
CONTOH DOSA PENYEBAB JATUHNYA SESEORANG KE DALAM NERAKA (BAGIAN 4)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke 63 dari Silsilah 'Ilmiyah Beriman kepada hari akhir adalah tentang " Beberapa Contoh Dosa Penyebab Jatuhnya Seseorang Ke Dalam Neraka Bagian Keempat ".
Di antara dosa yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalam neraka adalah:
▪ DOSA WANITA YANG TIDAK BERSYUKUR KEPADA SUAMINYA
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Diperlihatkan kepadaku bahwa sebagian besar penduduk neraka adalah wanita. Mereka telah ingkar."
Dikatakan kepada beliau:
"Apakah mereka ingkar kepada Allāh?"
Beliau bersabda:
"Mereka ingkar kepada suami-suami mereka. Mengingkari kebaikan-kebaikan mereka. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka sekian lama, kemudian dia melihat darimu sesuatu yang tidak membuat dia senang, maka wanita tersebut akan berkata, 'Aku tidak melihat kebaikan sedikitpun darimu'. "
(HR Bukhari dan Muslim)
Seorang wanita yang sholihah hendaklah bersyukur kepada Allāh, kemudian bersyukur kepada suaminya, karena dengan sebabnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjaga dia sebagai seorang istri, menutupi kekurangannya, menunaikan hajatnya dan lain-lain.
Dan secara umum, bersyukur kepada orang lain yang pernah berbuat baik kepada kita diperintahkan dalam agama islam.
Apabila seseorang tidak bisa membalas maka hendaknya dia mendoakan dengan kebaikan, baik di hadapan orang tersebut maupun tidak di hadapannya.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Barang siapa yang berbuat baik kepada kalian, maka balaslah. Kalau kalian tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, maka doakanlah dengan kebaikan sampai kalian merasa bahwasanya kalian telah membalas kebaikannya."
(Hadits Shahih Riwayat Abu Daud dan An Nasa'i)
Dan di antara dosa yang membahayakan kehidupan seorang hamba di akhirat adalah:
▪TIGA DOSA YANG TERCANTUM DALAM SABDA NABI SHALLALLĀHU 'ALAYHI WA SALLAM
"Tiga orang yang Allāh haramkan masuk surga:
√ Pecandu khomr (minuman keras),
√ Anak yang durhaka dan
√ Dayyuts (yaitu laki-laki yang membiarkan kejelekan di dalam keluarganya)."
(Hadits Hasan Riwayat Imam Ahmad di dalam Musnadnya)
Seorang kepala keluarga yang membiarkan kemaksiatan di dalam keluarganya dan memfasilitasi, dikhawatirkan terkena ancaman ini.
Seorang kepala keluarga dituntut untuk tegas dan lembut dengan keluarganya. Rasa sayang bukan berarati harus memberi semua yang diminta.
Dan mendidik mereka untuk taat tidak identik dengan kekerasan. Istri dan anak adalah ujian dan titipan Allāh.
Kewajiban kita adalah mengerahkan tenaga semaksimal mungkin untuk menjaga diri dan keluarga kita dari neraka. Dan hidayah di tangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah:
▪DURHAKA TERHADAP KEDUA ORANG TUA
Dan di antara bentuk durhaka adalah menyakiti orang tua dengan lisan, dengan sikap ataupun dengan tangan.
Seorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk berlemah-lembut kepada orang tua. Merendahkan diri di hadapan mereka, dan menaati perintah mereka selama tidak bertentangan dengan syariat.
Dan diantara bentuk bakti yang paling berharga kepada orang tua kita adalah mengeluarkan mereka dari kegelapan, kesyirikan, kebid'ahan dan kemaksiatan menuju cahaya tauhid, sunnah dan ketaatan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Dan di antara dosa yang membahayakan adalah:
▪DOSA SEORANG PEJABAT YANG MENIPU BAWAHAN ATAU RAKYATNYA
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang hamba, Allāh berikan jabatan kemudian dia mati dalam keadaan menipu bawahan atau rakyatnya kecuali Allāh akan mengharamkan dia masuk ke dalam surga."
(HR Bukhari dan Muslim)
Di antara bentuk menipu kepada rakyat adalah:
√ tidak menasehati mereka demi keselamatan dunia dan akhirat mereka,
√ tidak memenuhi hak-hak mereka,
√ tidak berbuat adil di antara mereka
√ dan lain-lain.
⇨ Maksud diharamkan masuk surga di sini bahwasanya pelakunya tidak bisa masuk surga secara langsung, namun dia berhak untuk diadzab di dalam neraka terlebih dahulu apabila Allāh menghendaki.
Ini adalah beberapa contoh dosa-dosa besar dan para ulama telah mengarang buku khusus tentang dosa-dosa besar, kita pelajari supaya kita bisa menjauhi.
Keyakinan ahlusunnah bahwasanya pelaku dosa besar di bawah kehendak Allāh. Kalau Allāh menghendaki, maka Allāh akan mengampuni, dan kalau Allāh menghendaki, maka Allāh akan mengadzabnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam surga.
Dan adzab neraka bagi para pelaku dosa besar, meski tidak selamanya namun bukan sesuatu yang ringan. Satu menit dibakar dengan api dunia adalah perkara yang berat. Maka bagaimana dibakar dalam waktu yang lama dengan api akhirat yang jauh lebih panas.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda :
"Api kalian adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari neraka jahanam."
(HR Bukhari dan Muslim)
Kesabaran di dalam menahan hawa nafsu di dunia, bagi seorang muslim jauh lebih ringan dan lebih mudah dari pada kesabaran di dalam menghadapi adzab neraka di akhirat.
Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla melindungi kita dan keluarga kita dari api neraka.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
Abdullah Roy
Di kota Al Madinah
_________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Husnudzon Kepada Allah
BimbinganIslam.com
Rabu, 22 Jumadal Ūlā 1437 H / 02 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik Kepada Allāh (Bag. 3 dari 3)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/TemFA-02-03-16
📡 Sumber:
https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 3 DARI 3)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Diantara kondisi yang perlu juga agar kita berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yaitu:
√ KONDISI KELIMA: Tatkala kita terkena musibah.
Seorang mukmin yang bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah yang berusaha menjauhi kemaksiatan, berusaha menjauhi larangan-larangan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Meskipun terkadang terjerumus dalam kemaksiatan, meskipun terkadang melanggar perintah Allāh, tetapi dia senantiasa berusaha untuk bertakwa kepada Allāh.
Jika dia telah berusaha kemudian musibah menimpanya maka yakinlah bahwasanya apa yang dipilih Allāh kepadanya, yang ditetapkan Allāh baginya adalah yang terbaik.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Bisa jadi kalian membenci sesuatu dan itu yang terbaik bagi kalian. Dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allāh yang mengetahui dan kalian tidak mengetahui."
(QS Al Baqarah: 216)
Allāh yang menciptakan kita lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita, yang lebih mashlahat bagi kita.
Seorang hamba boleh berangan-angan, seorang hamba boleh bercita-cita, punya harapan-harapan, akan tetapi terkadang keputusan Allāh bertentangan dengan cita-citanya, bertentangan dengan harapannya.
Yakinlah, bahwasanya apa yang diputuskan Allāh itu yang terbaik bagi dia di masa depan dia.
Karena Allāh lebih mengetahui tentang masa depannya dan Allāh lebih mengetahui tentang kemaslahatannya.
Bahkan terkadang -kata Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh- anugrah Allāh turunkan bagi seorang hamba dalam bentuk musibah dan Allāh telah memberikan contoh dalam Al Quran.
Contoh yang pertama adalah kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam.
Nabi Yusuf 'alaihissalam, bagaimana dia bisa menjadi seorang Al Aziz, seorang menteri yang mulia di negeri Mesir.
Setelah melalui berbagai macam musibah, ternyata musibah-musibah yang datang beruntun tersebut merupakan anugrah dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sehingga dia bisa menjadi seorang menteri.
🔗 Musibah pertama, dipisahkan dari orangtuanya dimasukkan dalam sumur.
Kemudian setelah itu ada orang menemukan Nabi Yusuf dalam sumur dan dikeluarkan.
🔗 Bukannya di selamatkan disuruh pulang ke rumah orang tuanya, ternyata dijadikan budak untuk dijual, musibah berikutnya.
🔗 Kemudian, setelah dia tinggal di Mesir, dirayu oleh permaisuri, akhirnya dituduh dan diapun di penjara, ini musibah berikutnya.
🔗 Kemudian, tatkala dia di penjara datang dua orang minta untuk ditafsirkan mimpinya. Salah satunya ditafsirkan akan dibunuh salah satunya ditafsirkan oleh Nabi Yusuf akan selamat.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَقَالَ لِلَّذِي ظَنَّ أَنَّهُ نَاجٍ مِنْهُمَا اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua, "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.” Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu, tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya."
(QS Yusuf 42)
Ini musibah berikutnya.
==> Maksud nabi Yusuf apa?
Yaitu, semoga tatkala orang ini menyebutkan kebaikan-kebaikan Nabi Yusuf maka sang raja akan membebaskan Nabi Yusuf dan dikembalikan kerumah orang tuanya.
Ternyata Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menghendaki yang lain, Allāh menghendaki agar Nabi Yusuf menafsirkan mimpi sang raja ketika ditambah penjaranya bertahun-tahun tersebut.
Sang raja bermimpi:
إِنِّي أَرَى سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنْبُلاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ
"Saya telah melihat ada tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh lainnya yang kering."
(QS Yusuf: 43)
Orang yang pernah ditafsirkan mimpinya oleh Nabi Yusuf baru ingat tentang Nabi Yusuf adalah seorang penafsir mimpi.
Kemudian dihadirkan Nabi Yusuf untuk menafsirkan mimpi sang raja.
Tatkala itu nampaklah kemuliaan Nabi Yusuf 'alaihissalam, akhirnya Nabi Yusuf diangkat menjadi seorang menteri.
Lihatlah, bagaimana kemuliaan anugrah yang Allāh berikan kepada Nabi Yusuf, ternyata datang melalui berbagai macam musibah yang datang beruntun.
Di balik musibah bertahun-tahun tersebut ada karunia dan anugrah yang luar biasa yaitu beliau diangkat menjadi seorang menteri.
Oleh karenanya, para hadirin yang di rahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Jika kita diberi musibah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka bersabarlah dan berhusnuzhan bahwasanya:
"Dibalik segala musibah tersebut pasti ada kebaikan, ada hikmah yang terkadang kita ketahui dan terkadang tidak kita ketahui."
______________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Rabu, 22 Jumadal Ūlā 1437 H / 02 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
🔊 Pengajian Islam | Hidup Sukses Dengan Berprasangka Baik Kepada Allāh (Bag. 3 dari 3)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/TemFA-02-03-16
📡 Sumber:
https://yufid.tv/3831-video-khutbah-jumat-kiat-hidup-sukses-dengan-berprasangka-baik-kepada-allah-ust-firanda-andirja-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
HIDUP SUKSES DENGAN BERPRASANGKA BAIK KEPADA ALLAH (BAGIAN 3 DARI 3)
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله على إحسانه والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشانه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه اللهم صلى عليه وعلى آله وأصحابه وإخوانه
Diantara kondisi yang perlu juga agar kita berhusnuzhan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, yaitu:
√ KONDISI KELIMA: Tatkala kita terkena musibah.
Seorang mukmin yang bertakwa kepada Allāh Subhānahu wa Ta'ālā adalah yang berusaha menjauhi kemaksiatan, berusaha menjauhi larangan-larangan Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Meskipun terkadang terjerumus dalam kemaksiatan, meskipun terkadang melanggar perintah Allāh, tetapi dia senantiasa berusaha untuk bertakwa kepada Allāh.
Jika dia telah berusaha kemudian musibah menimpanya maka yakinlah bahwasanya apa yang dipilih Allāh kepadanya, yang ditetapkan Allāh baginya adalah yang terbaik.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Bisa jadi kalian membenci sesuatu dan itu yang terbaik bagi kalian. Dan bisa jadi kalian menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kalian. Allāh yang mengetahui dan kalian tidak mengetahui."
(QS Al Baqarah: 216)
Allāh yang menciptakan kita lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita, yang lebih mashlahat bagi kita.
Seorang hamba boleh berangan-angan, seorang hamba boleh bercita-cita, punya harapan-harapan, akan tetapi terkadang keputusan Allāh bertentangan dengan cita-citanya, bertentangan dengan harapannya.
Yakinlah, bahwasanya apa yang diputuskan Allāh itu yang terbaik bagi dia di masa depan dia.
Karena Allāh lebih mengetahui tentang masa depannya dan Allāh lebih mengetahui tentang kemaslahatannya.
Bahkan terkadang -kata Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullāh- anugrah Allāh turunkan bagi seorang hamba dalam bentuk musibah dan Allāh telah memberikan contoh dalam Al Quran.
Contoh yang pertama adalah kisah Nabi Yusuf 'alaihissalam.
Nabi Yusuf 'alaihissalam, bagaimana dia bisa menjadi seorang Al Aziz, seorang menteri yang mulia di negeri Mesir.
Setelah melalui berbagai macam musibah, ternyata musibah-musibah yang datang beruntun tersebut merupakan anugrah dari Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, sehingga dia bisa menjadi seorang menteri.
🔗 Musibah pertama, dipisahkan dari orangtuanya dimasukkan dalam sumur.
Kemudian setelah itu ada orang menemukan Nabi Yusuf dalam sumur dan dikeluarkan.
🔗 Bukannya di selamatkan disuruh pulang ke rumah orang tuanya, ternyata dijadikan budak untuk dijual, musibah berikutnya.
🔗 Kemudian, setelah dia tinggal di Mesir, dirayu oleh permaisuri, akhirnya dituduh dan diapun di penjara, ini musibah berikutnya.
🔗 Kemudian, tatkala dia di penjara datang dua orang minta untuk ditafsirkan mimpinya. Salah satunya ditafsirkan akan dibunuh salah satunya ditafsirkan oleh Nabi Yusuf akan selamat.
Allāh Subhānahu wa Ta'ālā berfirman:
وَقَالَ لِلَّذِي ظَنَّ أَنَّهُ نَاجٍ مِنْهُمَا اذْكُرْنِي عِنْدَ رَبِّكَ فَأَنْسَاهُ الشَّيْطَانُ ذِكْرَ رَبِّهِ فَلَبِثَ فِي السِّجْنِ بِضْعَ سِنِينَ
Dan Yusuf berkata kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka berdua, "Terangkanlah keadaanku kepada tuanmu.” Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf) kepada tuannya. Karena itu, tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun lamanya."
(QS Yusuf 42)
Ini musibah berikutnya.
==> Maksud nabi Yusuf apa?
Yaitu, semoga tatkala orang ini menyebutkan kebaikan-kebaikan Nabi Yusuf maka sang raja akan membebaskan Nabi Yusuf dan dikembalikan kerumah orang tuanya.
Ternyata Allāh Subhānahu wa Ta'ālā menghendaki yang lain, Allāh menghendaki agar Nabi Yusuf menafsirkan mimpi sang raja ketika ditambah penjaranya bertahun-tahun tersebut.
Sang raja bermimpi:
إِنِّي أَرَى سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنْبُلاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ
"Saya telah melihat ada tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan tujuh ekor sapi yang kurus kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh lainnya yang kering."
(QS Yusuf: 43)
Orang yang pernah ditafsirkan mimpinya oleh Nabi Yusuf baru ingat tentang Nabi Yusuf adalah seorang penafsir mimpi.
Kemudian dihadirkan Nabi Yusuf untuk menafsirkan mimpi sang raja.
Tatkala itu nampaklah kemuliaan Nabi Yusuf 'alaihissalam, akhirnya Nabi Yusuf diangkat menjadi seorang menteri.
Lihatlah, bagaimana kemuliaan anugrah yang Allāh berikan kepada Nabi Yusuf, ternyata datang melalui berbagai macam musibah yang datang beruntun.
Di balik musibah bertahun-tahun tersebut ada karunia dan anugrah yang luar biasa yaitu beliau diangkat menjadi seorang menteri.
Oleh karenanya, para hadirin yang di rahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā.
Jika kita diberi musibah oleh Allāh Subhānahu wa Ta'ālā, maka bersabarlah dan berhusnuzhan bahwasanya:
"Dibalik segala musibah tersebut pasti ada kebaikan, ada hikmah yang terkadang kita ketahui dan terkadang tidak kita ketahui."
______________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Syafaat Pelaku Dosa Besar
BimbinganIslam.com
Kamis, 23 Jumadal Ūlā 1437 H / 03 Maret 2016
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 64 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 1)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS01-S05-64
____________________________
SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 1 )
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke 64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 1)".
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafaat kepada saudara-saudara mereka dan orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa'id Al Khudri Radhiallāhu anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allāh, hak saudara-saudara mereka yang jatuh ke dalam neraka dari pada orang-orang yang beriman di hari kiamat.
Mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami dahulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama kami dan haji bersama kami'.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-ibadah tersebut bersama mereka.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
"Maka Allāh berkata,
'Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas neraka'.”
Maksudnya, orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
"Mereka pun mengeluarkan banyak orang.
Ada di antaranya yang api neraka sudah membakar sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya.
Kemudian mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.'
Allāh berkata,
'Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dinar, maka keluarkanlah.'
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.'
Maka Allāh berkata,
'Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat setengah dinar, maka keluarkanlah.'
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.'
Maka Allāh berkata,
'Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dzarrāh, maka keluarkanlah.'
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.”
Yang dimaksud dengan dzarrāh adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa dibelah lagi.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, tidak tersisakan di dalam neraka seorangpun yang memiliki kebaikan.'
Allāh berkata,
'Para malaikat telah memberikan syafaat, para nabi telah memberikan syafaat dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafaat. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang Paling Penyayang.'
Kemudian Allāh menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak pernah beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi arang.
Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga. Yang dinamakan dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa banjir.”
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air yang memadai dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat.
Sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.
Kemudian Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
“Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat dengan bayangan maka akan berwarna putih.”
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat dengan surga akan lebih cepat sempurna dari pada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
“Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khāwatim, yang dikenal oleh para penduduk surga.”
Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khowātim adalah beberapa barang yang terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Maka berkatalah para penduduk surga."
Mereka adalah orang-orang yang Allāh bebaskan. Allāh telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah
________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Kamis, 23 Jumadal Ūlā 1437 H / 03 Maret 2016
👤 Ustadz 'Abdullāh Roy, MA
📘 Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir
🔊 Halaqah 64 | Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar ( Bagian 1)
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS01-S05-64
____________________________
SYAFA’AT BAGI PARA PELAKU DOSA BESAR ( BAGIAN 1 )
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين
Halaqah yang ke 64 dari Silsilah Beriman Kepada Hari Akhir adalah tentang "Syafa’at Bagi Para Pelaku Dosa Besar (Bagian 1)".
Setelah sebagian orang-orang yang beriman selamat melewati neraka, maka Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan memberikan izin kepada mereka untuk memberikan syafaat kepada saudara-saudara mereka dan orang-orang yang beriman yang terjatuh ke dalam neraka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits Abu Sa'id Al Khudri Radhiallāhu anhu yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Ketika orang-orang yang beriman selamat dari neraka, maka demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak ada yang lebih gigih di dalam memohon kepada Allāh, hak saudara-saudara mereka yang jatuh ke dalam neraka dari pada orang-orang yang beriman di hari kiamat.
Mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, saudara-saudara kami dahulu mereka sholat bersama kami, berpuasa bersama kami dan haji bersama kami'.”
Ini menunjukkan tentang keutamaan berteman dengan orang-orang shaleh dan melakukan ibadah-ibadah tersebut bersama mereka.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
"Maka Allāh berkata,
'Keluarkanlah oleh kalian orang-orang yang kalian kenal. Maka diharamkanlah wajah-wajah mereka atas neraka'.”
Maksudnya, orang-orang yang beriman yang melakukan dosa besar dan disiksa di dalam neraka akan dilindungi wajah-wajah mereka dari api neraka, sehingga bisa dikenal.
"Mereka pun mengeluarkan banyak orang.
Ada di antaranya yang api neraka sudah membakar sampai pertengahan kedua betisnya. Dan ada yang sampai kedua lututnya.
Kemudian mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, tidak tersisa seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.'
Allāh berkata,
'Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dinar, maka keluarkanlah.'
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.'
Maka Allāh berkata,
'Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat setengah dinar, maka keluarkanlah.'
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang. Kemudian mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, kami tidak sisakan seorangpun yang Engkau perintahkan untuk kami keluarkan.'
Maka Allāh berkata,
'Kembalilah kalian. Barang siapa yang kalian dapatkan di dalam hatinya ada kebaikan, seberat satu dzarrāh, maka keluarkanlah.'
Mereka pun kembali mengeluarkan banyak orang.”
Yang dimaksud dengan dzarrāh adalah atom, yaitu bagian terkecil dari satu unsur, yang tidak bisa dibelah lagi.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Mereka berkata,
'Wahai Rabb kami, tidak tersisakan di dalam neraka seorangpun yang memiliki kebaikan.'
Allāh berkata,
'Para malaikat telah memberikan syafaat, para nabi telah memberikan syafaat dan orang-orang yang beriman telah memberikan syafaat. Dan tidak tersisa, kecuali Dzat Yang Paling Penyayang.'
Kemudian Allāh menggenggam satu genggaman dari neraka, dan mengeluarkan kaum yang tidak pernah beramal sedikitpun. Keadaan mereka telah menjadi arang.
Kemudian mereka dilempar ke dalam sungai yang berada di mulut-mulut surga. Yang dinamakan dengan sungai kehidupan. Mereka pun tumbuh seperti tumbuhnya benih di dalam lumpur sisa banjir.”
Maksudnya akan dengan cepat tumbuh, karena benih yang berada di dalam lumpur sisa banjir akan lebih cepat tumbuh disebabkan banyaknya faktor yang mendukung, seperti tanah yang lembut, air yang memadai dan adanya unsur-unsur yang bermanfaat.
Sebagaimana hal ini diketahui oleh para ahli.
Kemudian Beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
“Apakah kalian pernah melihat benih yang tumbuh, ketika dekat dengan batu atau pohon, bagian yang dekat dengan matahari akan berwarna kuning dan hijau. Dan yang lebih dekat dengan bayangan maka akan berwarna putih.”
Maksudnya ada yang mengatakan bahwasanya bagian badan yang terbakar yang lebih dekat dengan surga akan lebih cepat sempurna dari pada bagian badan yang lebih dekat kepada neraka.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
“Kemudian mereka akan keluar seperti mutiara. Dan di leher-leher mereka ada khāwatim, yang dikenal oleh para penduduk surga.”
Sebagian mengatakan bahwasanya yang dimaksud dengan khowātim adalah beberapa barang yang terbuat dari emas yang dikalungkan di leher mereka.
Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Maka berkatalah para penduduk surga."
Mereka adalah orang-orang yang Allāh bebaskan. Allāh telah memasukkan mereka ke dalam surga tanpa sebab amalan yang mereka amalkan dan tanpa sebab kebaikan yang mereka lakukan.
Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini. Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
'Abdullāh Roy,
Di kota Al Madīnah
________________________________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Bunga Keimanan
🌍BimbinganIslam.com
Jum'at, 24 Jumadal Ūlā 1437 H / 04 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Abdullāh Taslim, MA
🔊 Pengajian Islam | Bunga Keimanan
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS-Tmtk-14370524
📡 Sumber:
https://yufid.tv/12727-ceramah-singkat-bunga-keimanan-ustadz-abdullah-taslim-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BUNGA KEIMANAN
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين اما بعده
Ma'āsyiral Muslimīn Rahimakumullāh
Bunga yang indah merupakan lambang dari pohon (tanaman) yang tumbuh dengan baik. Sedap dipandang dan menyenangkan waktu kita menyaksikannya.
Tahukah kita, bahwa pohon iman yang kita tanam dalam hati kita akan lebih indah bahkan lebih manis rasanya ketika dia bisa membuahkan bunga-bunga yang indah, buah-buah yang manis dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjelaskan gambaran tentang hal ini sebagai balasan dari tumbuhnya pohon keimanan dengan benar dalam hati orang yang beriman.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا
"Pohon keimanan itu akan mengeluarkan buah-buahnya yang manis, bunga-bunganya yang indah setiap saat dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(QS Ibrāhim: 25)
√ Setiap saat orang tersebut dalam kebaikan.
√ Dalam semua keadaan selalu dilimpahkan baginya rahmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
√ Ketika bergaul dengan manusia dia akan menampakkan Akhlaq yang baik.
√ Ketika dia beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dia akan melaksanakannya dengan ikhlas disertai dengan ketakutan dan pengharapan cinta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
√ Ketika dia berbuat kesalahan maka dia akan segera bertaubat, kembali kepada Rabb-nya.
Inilah gambaran dari buah dan bunga dari pohon keimanan.
Coba kita lihat dalam Al Qurān, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan beberapa contoh indahnya bunga yang manis, bunga yang indah dan buah yang manis dari pohon iman yang tumbuh dengan benar.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman, yang mereka tidak mencampur-adukan keimanannya dengan kezhaliman, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan yang sempurna dan selalu mendapatkan hidayah dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(QS Al An'ām: 82)
Apa arti keamanan?
Keamanan hati adalah yang akan menjadikan seorang yang beriman selalu tenang dalam hidupnya.
Kalau orang itu tenang, maka dia tidak akan khawatir terhadap urusan-urusan apapun yang dia hadapinya dalam kehidupan di dunia ini. Baik yang akan dihadapinya atau yang telah dikerjakannya.
▲ Dia tenang, karena dia selalu dekat dengan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
▲ Dia merasa tenang, karena dia selalu punya hubungan baik dengan Dzat yang Maha Kuasa, menjaga dia dari segala keburukan, memudahkan segala kebaikan untuknya.
➙Orang yang beriman, ketika dia takut kepada Allāh, ketika pengharapannya benar kepada Allāh, cintanya benar kepada Allāh sebagai bukti pohon imannya tumbuh dengan baik dalam ketakutannya maka dia akan merasa tenang dan damai.
Inilah rahasia kedamaian dan ketenangan yang paling didambakan hati manusia.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
"Orang-orang yang beriman yang hati mereka menjadi tenang ketika mengingat Allāh, mendekatkan diri kepada Allāh. Ketahuilah dengan mendekatkan diri kepada Allah hati manusia akan menjadi tenang."
(QS Ar Ra'd: 28)
Subhānallāh.
Dalam kehidupan, kita bisa mengetahui orang yang misalnya mengerjakan pekerjaannya dengan tenang, tidak ada ketakutan yang menghinggapinya, dia tidak takut kepada ancaman, tidak takut kepada sesuatu yang menjadikan dia terburu-buru atau gelisah, apakah hasil dari pekerjaannya?
Tentu pekerjaannya sangat memuaskan hasilnya, dikerjakan dan diselesaikan dengan baik.
Ini dalam urusan-urusan dunia, bagaimana urusan-urusan agama?
Orang yang melaksanakannya dengan tenang, hatinya tenang ketika dekat dengan Allāh, maka dia akan selalu menjadikan niatnya ikhlas untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata-mata.
Dia tidak akan terpengaruh lagi dengan harta duniawi yang tidak mendatangkan ketenangan bagi dirinya.
Dia akan selalu merasakan aman sebesar apapun ancaman dari orang-orang yang menginginkan keburukan, musuh-musuh Islam ketika mengancam dirinya.
Bagaimanapun tipu daya syaithān kuatnya, ketika dia merasa tenang dan selalu hanya merasakan damai ketika dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dia akan bisa merasakan keamanan, ketika orang-orang yang tidak mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla merasakan takut.
Inilah inti dari semua kebaikan-kebaikan yang diinginkan pada hati manusia.
Keikhlasan dasarnya adalah:
→ Ketenangan hati ketika menginggat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
→ Berdzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
→ Bertawakal, berserah diri dengan sepenuhnya kepada Allāh.
Hati merasa tenang, ketika menyandarkan diri kepada-Nya karena meyakini:
√ Kesempurnaan sifat-sifat Nya.
√ Kesempurnaan penjagaan Nya.
√ Kesempurnaan kekuatan dan kemaha perkasaan-Nya.
▲Takut dan berharap dasarnya adalah ketenangan hati ketika dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Jadi, semua amal-amal kebaikan sebagai buah dari iman. Bunga-bunga yang indah dari pohon keimanan akan tumbuh setiap saat dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ketika dia ditimpa musibah dia tetap akan berprasangka baik kepada Allāh, tetap bergembira dalam musibahnya.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ٌۚ
"Tidaklah menimpa satu musibah kecuali dengan izin Allāh, barangsiapa yang beriman maka Allāh beri hidayah ke dalam hatinya."
(QS At Taghābun: 11)
Allāh beri rasa tenang ke dalam hatinya, musibah berganti anugerah pada dirinya.
Inilah bukti tumbuhnya pohon iman yang benar yang menghasilkan buah-buah yang manis yang mengeluarkan bunga-bunga yang indah setiap saat.
Bukan cuma ketika dia mendapatkan nikmat dia akan merasakan kegembiraan, bahkan ketika dia mendapatkan bencana atau hal-hal yang tidak disukainya.
Dengan keimanannya dia akan selalu tenang dan bersangka baik kepada Allāh. Sehingga musibah pun berganti menjadi anugerah bagi dirinya.
Apalagi ketika dia merasakan kegembiraan-kegembiraan dan merasakan nikmat dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Oleh karena itulah, kaum muslimin Rahimakumuhullāh,
Perhatikanlah pohon iman kita agar bisa memberikan buah yang manis dan bunga yang indah seperti yang kami gambarkan dalam penjelasan dari ceramah singkat ini.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Demikianlah, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa memudahkan keimanan kita tumbuh dengan benar, menghasilkan buah-buah yang manis dan bunga-bunga yang indah yang akan menjadi sebab kebahagian kita di dunia dan di akhirat nanti.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم إلى يوم الدين. والحمد لله رب العالمين
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
_________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Jum'at, 24 Jumadal Ūlā 1437 H / 04 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik
👤 Ustadz Abdullāh Taslim, MA
🔊 Pengajian Islam | Bunga Keimanan
⬇ Download Audio: http://bit.ly/BiAS-Tmtk-14370524
📡 Sumber:
https://yufid.tv/12727-ceramah-singkat-bunga-keimanan-ustadz-abdullah-taslim-ma.html
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
BUNGA KEIMANAN
الســـلامـ عليكــــمـ ورحمة الله وبركــــاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين اما بعده
Ma'āsyiral Muslimīn Rahimakumullāh
Bunga yang indah merupakan lambang dari pohon (tanaman) yang tumbuh dengan baik. Sedap dipandang dan menyenangkan waktu kita menyaksikannya.
Tahukah kita, bahwa pohon iman yang kita tanam dalam hati kita akan lebih indah bahkan lebih manis rasanya ketika dia bisa membuahkan bunga-bunga yang indah, buah-buah yang manis dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjelaskan gambaran tentang hal ini sebagai balasan dari tumbuhnya pohon keimanan dengan benar dalam hati orang yang beriman.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا
"Pohon keimanan itu akan mengeluarkan buah-buahnya yang manis, bunga-bunganya yang indah setiap saat dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(QS Ibrāhim: 25)
√ Setiap saat orang tersebut dalam kebaikan.
√ Dalam semua keadaan selalu dilimpahkan baginya rahmat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
√ Ketika bergaul dengan manusia dia akan menampakkan Akhlaq yang baik.
√ Ketika dia beribadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dia akan melaksanakannya dengan ikhlas disertai dengan ketakutan dan pengharapan cinta kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
√ Ketika dia berbuat kesalahan maka dia akan segera bertaubat, kembali kepada Rabb-nya.
Inilah gambaran dari buah dan bunga dari pohon keimanan.
Coba kita lihat dalam Al Qurān, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan beberapa contoh indahnya bunga yang manis, bunga yang indah dan buah yang manis dari pohon iman yang tumbuh dengan benar.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
"Orang-orang yang beriman, yang mereka tidak mencampur-adukan keimanannya dengan kezhaliman, merekalah orang-orang yang akan mendapatkan keamanan yang sempurna dan selalu mendapatkan hidayah dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
(QS Al An'ām: 82)
Apa arti keamanan?
Keamanan hati adalah yang akan menjadikan seorang yang beriman selalu tenang dalam hidupnya.
Kalau orang itu tenang, maka dia tidak akan khawatir terhadap urusan-urusan apapun yang dia hadapinya dalam kehidupan di dunia ini. Baik yang akan dihadapinya atau yang telah dikerjakannya.
▲ Dia tenang, karena dia selalu dekat dengan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
▲ Dia merasa tenang, karena dia selalu punya hubungan baik dengan Dzat yang Maha Kuasa, menjaga dia dari segala keburukan, memudahkan segala kebaikan untuknya.
➙Orang yang beriman, ketika dia takut kepada Allāh, ketika pengharapannya benar kepada Allāh, cintanya benar kepada Allāh sebagai bukti pohon imannya tumbuh dengan baik dalam ketakutannya maka dia akan merasa tenang dan damai.
Inilah rahasia kedamaian dan ketenangan yang paling didambakan hati manusia.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوب
"Orang-orang yang beriman yang hati mereka menjadi tenang ketika mengingat Allāh, mendekatkan diri kepada Allāh. Ketahuilah dengan mendekatkan diri kepada Allah hati manusia akan menjadi tenang."
(QS Ar Ra'd: 28)
Subhānallāh.
Dalam kehidupan, kita bisa mengetahui orang yang misalnya mengerjakan pekerjaannya dengan tenang, tidak ada ketakutan yang menghinggapinya, dia tidak takut kepada ancaman, tidak takut kepada sesuatu yang menjadikan dia terburu-buru atau gelisah, apakah hasil dari pekerjaannya?
Tentu pekerjaannya sangat memuaskan hasilnya, dikerjakan dan diselesaikan dengan baik.
Ini dalam urusan-urusan dunia, bagaimana urusan-urusan agama?
Orang yang melaksanakannya dengan tenang, hatinya tenang ketika dekat dengan Allāh, maka dia akan selalu menjadikan niatnya ikhlas untuk Allāh Subhānahu wa Ta'āla semata-mata.
Dia tidak akan terpengaruh lagi dengan harta duniawi yang tidak mendatangkan ketenangan bagi dirinya.
Dia akan selalu merasakan aman sebesar apapun ancaman dari orang-orang yang menginginkan keburukan, musuh-musuh Islam ketika mengancam dirinya.
Bagaimanapun tipu daya syaithān kuatnya, ketika dia merasa tenang dan selalu hanya merasakan damai ketika dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla, dia akan bisa merasakan keamanan, ketika orang-orang yang tidak mengenal Allāh Subhānahu wa Ta'āla merasakan takut.
Inilah inti dari semua kebaikan-kebaikan yang diinginkan pada hati manusia.
Keikhlasan dasarnya adalah:
→ Ketenangan hati ketika menginggat Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
→ Berdzikir kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
→ Bertawakal, berserah diri dengan sepenuhnya kepada Allāh.
Hati merasa tenang, ketika menyandarkan diri kepada-Nya karena meyakini:
√ Kesempurnaan sifat-sifat Nya.
√ Kesempurnaan penjagaan Nya.
√ Kesempurnaan kekuatan dan kemaha perkasaan-Nya.
▲Takut dan berharap dasarnya adalah ketenangan hati ketika dekat dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Jadi, semua amal-amal kebaikan sebagai buah dari iman. Bunga-bunga yang indah dari pohon keimanan akan tumbuh setiap saat dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ketika dia ditimpa musibah dia tetap akan berprasangka baik kepada Allāh, tetap bergembira dalam musibahnya.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ ٌۚ
"Tidaklah menimpa satu musibah kecuali dengan izin Allāh, barangsiapa yang beriman maka Allāh beri hidayah ke dalam hatinya."
(QS At Taghābun: 11)
Allāh beri rasa tenang ke dalam hatinya, musibah berganti anugerah pada dirinya.
Inilah bukti tumbuhnya pohon iman yang benar yang menghasilkan buah-buah yang manis yang mengeluarkan bunga-bunga yang indah setiap saat.
Bukan cuma ketika dia mendapatkan nikmat dia akan merasakan kegembiraan, bahkan ketika dia mendapatkan bencana atau hal-hal yang tidak disukainya.
Dengan keimanannya dia akan selalu tenang dan bersangka baik kepada Allāh. Sehingga musibah pun berganti menjadi anugerah bagi dirinya.
Apalagi ketika dia merasakan kegembiraan-kegembiraan dan merasakan nikmat dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Oleh karena itulah, kaum muslimin Rahimakumuhullāh,
Perhatikanlah pohon iman kita agar bisa memberikan buah yang manis dan bunga yang indah seperti yang kami gambarkan dalam penjelasan dari ceramah singkat ini.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Demikianlah, semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla senantiasa memudahkan keimanan kita tumbuh dengan benar, menghasilkan buah-buah yang manis dan bunga-bunga yang indah yang akan menjadi sebab kebahagian kita di dunia dan di akhirat nanti.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم إلى يوم الدين. والحمد لله رب العالمين
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
_________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Ahad, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Ucapan Yang Baik
BimbinganIslam.com
Sabtu, 25 Jumadal Ūlā 1437 H / 05 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik: Buah Ucapan Yang Baik
➖➖➖➖➖➖➖
Konon, Thomas Alfa Edison adalah anak yang bodoh, sehingga ia dikeluarkan dari sekolah.
Gurunya mengirimkan surat untuk ibunya, agar ia tidak datang lagi ke sekolah.
Ketika sang ibu membaca surat itu, ia membacakannya dengan keras di depan putranya:
"Anak ibu terlalu pintar, dan sekolah ini terlalu sederhana untuknya."
Sejak itu, sang ibu mengajari sendiri putranya, sehingga ia menjadi orang besar yang kita kenal sampai saat ini.
Setelah sang ibu meninggal, Thomas Alfa Edison membuka laci ibunya, dan ia menangis sejadi-jadinya ketika membaca surat yang pernah dikirimkan gurunya sewaktu ia masih kecil, yang ternyata berbunyi:
"Anak anda adalah orang gila, dan kami tidak mau ia datang ke sekolah ini lagi selama-lamanya."
▲Pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah:
"Betapa sebuah kalimat dapat memberikan perubahan yang drastis pada seseorang".
Seandainya ibu itu turut mencela dan mencaci anaknya seperti yang dilakukan gurunya, apakah jadinya anak tersebut?
Akan tetapi, ia telah mengubah kalimat-kalimat negatif menjadi kalimat yang memotivasi sang anak.
⚠ Itu adalah sebuah kisah dari seorang yang tidak mendapatkan hidayah Islam, BOLEH saja kita mengagumi dan mengambil hikmah dari kisah tersebut.
⚠TETAPI, seandainya kita mau mempelajari agama kita, ternyata ada banyak sekali anjuran dan perintah untuk berkata baik dan meninggalkan perkataan buruk, seperti dalam hadīts dan ayat berikut:
🍃 Ucapan yang baik mendatangkan keridhaan Allāh dan mengangkat derajat hamba di hadapan Allāh.
Dalam shāhih Bukhāri, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَادَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai oleh Allāh , tanpa ia sadari, sehingga Allāh angkat derajatnya (di surga), dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai Allāh , tanpa ia sadari, maka Allāh menjatuhkannya ke dalam neraka jahannam."
🍃 Ucapan yang baik adalah Shadaqah.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadis muttafaqun alaih:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Artinya: " Ucapan yang baik adalah Shadaqah".
🍃 Ucapan yang baik merupakan tanda keimanan.
Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allāh dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik-baik atau diam."
(HR Bukhāri dan Muslim)
🍃 Ucapan yang baik menghalangi masuknya bisikan Syaithān ke dalam hati manusia.
Orang yang berjihad untuk senantiasa berkata baik dan menahan dirinya dari perkataan buruk akan lebih sulit dihasut oleh Syaithān.
Allāh berfirman dalam surat Al Isrā : 53
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Dan katakanlah kepada para hamba-Ku hendaknya mereka mengatakan perkataan yang lebih baik, sesungguhnya Syaithān itu melakukan hasutan di antara mereka. Sesungguhnya Syaithān adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
🍃 Ucapan yang baik merupakan sebab ampunan.
قال صلى الله عليه وسلم: «إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلامِ، وَحُسْنُ الْكَلامِ»
"Sesungguhnya yang menyebabkan ampunan adalah menyebarkan salam dan memperbagus ucapan."
(HR Thabrāni)
🍃 Ucapan yang baik sebab keselamatan dari api neraka.
Dalam suatu hadīts disebutkan bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menggambarkan keadaan neraka seakan-akan beliau sedang melihatnya, kemudian beliau berkata:
"Takutlah kalian kepada neraka, walaupun hanya dengan sebutir kurma, dan barangsiapa yang tidak mendapati (kurma) maka dengan ucapan yang baik".
(HR Bukhāri dan Muslim)
🍃 Ucapan yang baik sebab dimasukkan ke dalam surga
Dari 'Ali Radhiyallāhu 'anhu beliau berkata : "berkata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
"Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah kamar yang bagian luarnya tampak dari dalamnya, dan bagian dalamnya tampak dari luarnya,
maka bertanyalah seorang Arab Badui:
"Untuk siapakah itu Yā Rasūlullāh ?
Rasūl menjawab:
"Untuk orang yang memperbaiki ucapan, memberi makan orang lain, rajin berpuasa, dan shalat malam ketika manusia sedang tidur."
🍃 Berkata baik juga merupakan tradisi para Salāfus Shalih, diantaranya kisah Rabi' bin Hasyim.
Berkata Ibrāhim At Taimiy:
"Telah mengabarkan kepadaku orang yang menemani Rabi' bin Hasyim selama 20 tahun, tidaklah ia mendengar darinya satu kalimat celaan".
Kemudian dikatakan kepada Rabi' :
"Mengapa kamu tidak pernah mencela orang?"
Ia menjawab:
"Demi Allāh , mengapa aku mencela orang lain sedangkan aku terkadang tidak ridha terhadap diriku sendiri?"
▲ Sesungguhnya kebanyakan orang takut adzab Allāh karena dosa-dosa yang dilakukan orang lain, tetapi merasa aman dari dosa-dosa mereka sendiri.
Karenanya, marilah kita berjihad untuk selalu menjaga lisan kita, mengarahkannya pada hal-hal yang baik, dan menahannya dari ucapan-ucapan buruk.
Mulai sekarang, kurangilah kalimat-kalimat:
√ Celaan
√ Umpatan
√ Sindiran
√ Makian (baik kepada teman, bawahan, bahkan pada anak-anak kita)
Cukuplah hadīts berikut menjadi pengingat bagi kita:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ، وَلَا اللَّعَّانِ، وَلَا الْفَاحِشِ، وَلَا الْبَذِيءِ
"Bukanlah golongan orang yang beriman orang yang banyak mencela, melaknat, berkata cabul, dan berkata tidak sopan".
(HR Tirmidzi)
✒Ummu Sholih,
Di Pondok Madinatul Quran, Jonggol
_________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Rabu, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 20 Maret 2016M
Sabtu, 25 Jumadal Ūlā 1437 H / 05 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik: Buah Ucapan Yang Baik
➖➖➖➖➖➖➖
Konon, Thomas Alfa Edison adalah anak yang bodoh, sehingga ia dikeluarkan dari sekolah.
Gurunya mengirimkan surat untuk ibunya, agar ia tidak datang lagi ke sekolah.
Ketika sang ibu membaca surat itu, ia membacakannya dengan keras di depan putranya:
"Anak ibu terlalu pintar, dan sekolah ini terlalu sederhana untuknya."
Sejak itu, sang ibu mengajari sendiri putranya, sehingga ia menjadi orang besar yang kita kenal sampai saat ini.
Setelah sang ibu meninggal, Thomas Alfa Edison membuka laci ibunya, dan ia menangis sejadi-jadinya ketika membaca surat yang pernah dikirimkan gurunya sewaktu ia masih kecil, yang ternyata berbunyi:
"Anak anda adalah orang gila, dan kami tidak mau ia datang ke sekolah ini lagi selama-lamanya."
▲Pelajaran berharga yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah:
"Betapa sebuah kalimat dapat memberikan perubahan yang drastis pada seseorang".
Seandainya ibu itu turut mencela dan mencaci anaknya seperti yang dilakukan gurunya, apakah jadinya anak tersebut?
Akan tetapi, ia telah mengubah kalimat-kalimat negatif menjadi kalimat yang memotivasi sang anak.
⚠ Itu adalah sebuah kisah dari seorang yang tidak mendapatkan hidayah Islam, BOLEH saja kita mengagumi dan mengambil hikmah dari kisah tersebut.
⚠TETAPI, seandainya kita mau mempelajari agama kita, ternyata ada banyak sekali anjuran dan perintah untuk berkata baik dan meninggalkan perkataan buruk, seperti dalam hadīts dan ayat berikut:
🍃 Ucapan yang baik mendatangkan keridhaan Allāh dan mengangkat derajat hamba di hadapan Allāh.
Dalam shāhih Bukhāri, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَادَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
"Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang diridhai oleh Allāh , tanpa ia sadari, sehingga Allāh angkat derajatnya (di surga), dan sesungguhnya seorang hamba mengucapkan sebuah kalimat yang dimurkai Allāh , tanpa ia sadari, maka Allāh menjatuhkannya ke dalam neraka jahannam."
🍃 Ucapan yang baik adalah Shadaqah.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadis muttafaqun alaih:
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
Artinya: " Ucapan yang baik adalah Shadaqah".
🍃 Ucapan yang baik merupakan tanda keimanan.
Beliau Shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda yang artinya:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allāh dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik-baik atau diam."
(HR Bukhāri dan Muslim)
🍃 Ucapan yang baik menghalangi masuknya bisikan Syaithān ke dalam hati manusia.
Orang yang berjihad untuk senantiasa berkata baik dan menahan dirinya dari perkataan buruk akan lebih sulit dihasut oleh Syaithān.
Allāh berfirman dalam surat Al Isrā : 53
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
“Dan katakanlah kepada para hamba-Ku hendaknya mereka mengatakan perkataan yang lebih baik, sesungguhnya Syaithān itu melakukan hasutan di antara mereka. Sesungguhnya Syaithān adalah musuh yang nyata bagi manusia.”
🍃 Ucapan yang baik merupakan sebab ampunan.
قال صلى الله عليه وسلم: «إِنَّ مِنْ مُوجِبَاتِ الْمَغْفِرَةِ بَذْلُ السَّلامِ، وَحُسْنُ الْكَلامِ»
"Sesungguhnya yang menyebabkan ampunan adalah menyebarkan salam dan memperbagus ucapan."
(HR Thabrāni)
🍃 Ucapan yang baik sebab keselamatan dari api neraka.
Dalam suatu hadīts disebutkan bahwa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menggambarkan keadaan neraka seakan-akan beliau sedang melihatnya, kemudian beliau berkata:
"Takutlah kalian kepada neraka, walaupun hanya dengan sebutir kurma, dan barangsiapa yang tidak mendapati (kurma) maka dengan ucapan yang baik".
(HR Bukhāri dan Muslim)
🍃 Ucapan yang baik sebab dimasukkan ke dalam surga
Dari 'Ali Radhiyallāhu 'anhu beliau berkata : "berkata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
"Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah kamar yang bagian luarnya tampak dari dalamnya, dan bagian dalamnya tampak dari luarnya,
maka bertanyalah seorang Arab Badui:
"Untuk siapakah itu Yā Rasūlullāh ?
Rasūl menjawab:
"Untuk orang yang memperbaiki ucapan, memberi makan orang lain, rajin berpuasa, dan shalat malam ketika manusia sedang tidur."
🍃 Berkata baik juga merupakan tradisi para Salāfus Shalih, diantaranya kisah Rabi' bin Hasyim.
Berkata Ibrāhim At Taimiy:
"Telah mengabarkan kepadaku orang yang menemani Rabi' bin Hasyim selama 20 tahun, tidaklah ia mendengar darinya satu kalimat celaan".
Kemudian dikatakan kepada Rabi' :
"Mengapa kamu tidak pernah mencela orang?"
Ia menjawab:
"Demi Allāh , mengapa aku mencela orang lain sedangkan aku terkadang tidak ridha terhadap diriku sendiri?"
▲ Sesungguhnya kebanyakan orang takut adzab Allāh karena dosa-dosa yang dilakukan orang lain, tetapi merasa aman dari dosa-dosa mereka sendiri.
Karenanya, marilah kita berjihad untuk selalu menjaga lisan kita, mengarahkannya pada hal-hal yang baik, dan menahannya dari ucapan-ucapan buruk.
Mulai sekarang, kurangilah kalimat-kalimat:
√ Celaan
√ Umpatan
√ Sindiran
√ Makian (baik kepada teman, bawahan, bahkan pada anak-anak kita)
Cukuplah hadīts berikut menjadi pengingat bagi kita:
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ، وَلَا اللَّعَّانِ، وَلَا الْفَاحِشِ، وَلَا الْبَذِيءِ
"Bukanlah golongan orang yang beriman orang yang banyak mencela, melaknat, berkata cabul, dan berkata tidak sopan".
(HR Tirmidzi)
✒Ummu Sholih,
Di Pondok Madinatul Quran, Jonggol
_________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Rabu, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 20 Maret 2016M
Shalat Gerhana 2
BimbinganIslam.com
Selasa, 28 Jumadal Ūlā 1437 H / 08 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik | Pelaksanaan Shalat Gerhana (Bagian 2 dari 2)
👤 Ustadz Muhammad Qasim
🌐 Sumber:
http://almanhaj.or.id/content/1452/slash/0/pelaksanaan-shalat-gerhana/
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
PELAKSANAAN SHALAT GERHANA (BAGIAN 2 DARI 2)
AMALAN YANG DIKERJAKAN KETIKA TERJADI GERHANA
1. Memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan amal shalih.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِذا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوْااللهَ وَكَبِّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا ...
"Oleh karena itu, bila kaliannya melihat, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah."
[Muttafaqun ‘alaihi].
2. Keluar menuju masjid untuk menunaikan shalat gerhana berjama’ah.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى المَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ ...
"Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju masjid, kemudian beliau berdiri, selanjutnya bertakbir dan sahabat berdiri dalam shaf di belakangya."
[Muttafaqun ‘alaihi].
3. Wanita keluar untuk ikut serta menunaikan shalat gerhana.
Sebagaimana dalam hadits Asma’ binti Abu Bakr berkata:
أَتَيْتُ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ خَسَفَتْ الشَّمْسُ فَإِذَا النَّاسُ قِيَامٌ يُصَلُّونَ وَإِذَا هِيَ قَائِمَةٌ تُصَلِّي
"Aku mendatangi ‘Aisyah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala terjadi gerhana matahari. Aku melihat orang-orang berdiri menunaikan shalat, demikian pula ‘Aisyah aku melihatnya shalat…"
[Muttafaqun ‘alaihi].
4. Shalat gerhana (matahari dan bulan) tanpa adzan dan iqamah, akan tetapi diseru untuk shalat pada malam dan siang dengan ucapan “ash shalatu jâmi’ah” (shalat akan didirikan).
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdullah bin ‘Amr, ia berkata:
لَمَّاكَسَفَتِ الشَّمْسُ غَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْدِيَ :إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
"Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam diserukan, 'Ash shalatu jâmi’ah' (sesungguhnya shalat akan didirikan)."
[HR Bukhâri].
5. Khutbah setelah shalat.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Aisyah berkata:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ قَامَ وَخَطَبَ النَّاسَ ......
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala selesai shalat, dia berdiri menghadap manusia lalu berkhutbah."
[HR Bukhâri].
TATA CARA SHALAT GERHANA
Tidak ada perbedaan di kalangan ulama, bahwa shalat gerhana dua raka’at.
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat dalam hal tata cara pelaksanaannya. Dalam masalah ini terdapat dua pendapat yang berbeda.
Pendapat pertama:
Imam Mâlik, Syâfi’i, dan Ahmad, mereka berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua raka’at.
Pada setiap raka’at ada dua kali berdiri, dua kali membaca, dua ruku’ dan dua sujud.
Pendapat ini berdasarkan beberapa hadits, di antaranya hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى الرَّسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ والنَّاسُ مَعَهُ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيْلاً نَحْوًا مِنْ سُوْرَةِ البَقَرَةِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيْلاً وَهُوَ دُوْنَ القِيَامِ الأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهُوَ دُوْنَ الرُّكُوْعِ الأَوَّلِ .
"Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka beliau shalat dan orang-orang ikut shalat bersamanya.
Beliau berdiri sangat lama (seperti) membaca surat Al Baqarah, kemudian ruku’ dan sangat lama ruku’nya, lalu berdiri, lama sekali berdirinya namun berdiri yang kedua lebih pendek dari berdiri yang pertama, kemudian ruku’, lama sekali ruku’nya namun ruku’ kedua lebih pendek dari ruku’ pertama."
[Muttafaqun ‘alaihi].
Hadits kedua, dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّىيَوْمَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ فَكَبَّرَ فَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ :سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ،وَقَامَ كَمَا هُوَ، ثُمَّ قَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ القِرَاءَةِ الأُوْلَى ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ الرَّكْعَةِ الأُوْلَى ثُمَّ سَجَدَ سُجُوْداً طَوِيْلاً ثُمَّ فَعَلَ فِى الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ سَلَّمَ ...
"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana matahari.
Rasulullah berdiri kemudian bertakbir kemudian membaca, panjang sekali bacaannya, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, kemudian mengangkat kepalanya (i’tidal) seraya mengucapkan: 'Sami’allahu liman hamidah,' kemudian berdiri sebagaimana berdiri yang pertama, kemudian membaca, panjang sekali bacaannya namun bacaan yang kedua lebih pendek dari bacaan yang pertama, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian dia berbuat pada raka’at yang kedua sebagimana yang dilakukan pada raka’at pertama, kemudian salam…"
[Muttafaqun ‘alaihi].
Pendapat kedua:
Abu Hanifah berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua raka’at, dan setiap raka’at satu kali berdiri, satu ruku dan dua sujud seperti halnya shalat sunnah lainnya.
Dalil yang disebutkan Abu Hanifah dan yang senada dengannya, ialah hadits Abu Bakrah, ia berkata:
خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى المَسْجِدِ وَثَابَ النَّاسُ إِلَيْهِ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْتَيْنِ.....
"Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka Rasulullah keluar dari rumahnya seraya menyeret selendangnya sampai akhirnya tiba di masjid. Orang-orang pun ikut melakukan apa yang dilakukannya, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama mereka dua raka’at.'
[HR Bukhâri, An Nasâ`i].
Dari pendapat di atas, pendapat yang kuat ialah pendapat pertama (jumhur ulama’), berdasarkan beberapa hadits shahih yang menjelaskan hal itu.
Adapun pendapat Abu Hanifah dan orang-orang yang sependapat dengannya, bahwasanya riwayat yang mereka sebutkan bersifat mutlak (umum), sehingga riwayat yang dijadikan dalil oleh jumhur (mayoritas) ulama adalah muqayyad.
Syaikh Al Albâni rahimahullah berkata:
“Ringkas kata, dalam masalah cara shalat gerhana yang benar ialah dua raka’at, yang pada setiap raka’at terdapat dua ruku’, sebagaimana diriwayatkan oleh sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan riwayat yang shahih."
Wallahu A’lam.
Ringkasan tata cara shalat gerhana sebagai berikut:
1. Bertakbir, membaca doa iftitah, ta’awudz, membaca surat Al Fâtihah, dan membaca surat panjang, seperti Al Baqarah.
2. Ruku’ dengan ruku’ yang panjang.
3. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) seraya mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
4. Tidak sujud (setelah bangkit dari ruku’), akan tetapi membaca surat Al Fatihah dan surat yang lebih ringan dari yang pertama.
5. Kemudian ruku’ lagi dengan ruku’ yang panjang, hanya saja lebih ringan dari ruku’ yang pertama.
6. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) seraya mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
7. Kemudian sujud, lalu duduk antara dua sujud, lalu sujud lagi.
8. Kemudian berdiri ke raka’at kedua, dan selanjutnya melakukan seperti yang dilakukan pada raka’at pertama.
KESIMPULAN
Sesungguhnya terjadinya gerhana merupakan peristiwa yang menakutkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dengan khutbah yang agung, menjelaskan tentang surga dan neraka.
Kalaupun seandainya kita mengkatakan hukumnya sunnah tatkala kita melihat banyak orang yang meninggalkannya, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan hal ini kemudian tidak ada dosa sama sekali tatkala orang lain mulai berani meninggalkannya, maka pendapat ini, perlu ditilik ulang.
Bagaimana bisa, sesuatu yang menakutkan kemudian dengan sengaja kita meninggalkannya –lantas dikatakan- seolah hanya kejadian yang biasa saja?
Dimanakah rasa takut itu?
Dengan demikian, pendapat yang mengatakan wajib memiliki argumen sangat kuat.
Dan Syaikh ‘Utsaimin mengingatkan, jika ada orang yang melihat gerhana matahari atau bulan, lalu mereka tidak peduli sama sekali, masing-masing sibuk dengan dagangannya, masing-masing sibuk dengan hal sia-sia, sibuk di ladang, maka semua itu dikhawatirkan menjadi sebab turunnya adzab Allah, yang kita semua diperintah untuk mewaspdainya.
Dengan demikian, pendapat yang mengatakan wajib lebih kuat daripada yang mengatakan sunnah.
Demikian secara ringkas penjelasan tentang shalat gerhana, semoga bermanfaat.
Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala ‘alihi washahbihi ajma’in.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII/1429H/2008M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
________________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Selasa, 28 Jumadal Ūlā 1437 H / 08 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik | Pelaksanaan Shalat Gerhana (Bagian 2 dari 2)
👤 Ustadz Muhammad Qasim
🌐 Sumber:
http://almanhaj.or.id/content/1452/slash/0/pelaksanaan-shalat-gerhana/
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
PELAKSANAAN SHALAT GERHANA (BAGIAN 2 DARI 2)
AMALAN YANG DIKERJAKAN KETIKA TERJADI GERHANA
1. Memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah dan amal shalih.
Sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِذا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوْااللهَ وَكَبِّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا ...
"Oleh karena itu, bila kaliannya melihat, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah."
[Muttafaqun ‘alaihi].
2. Keluar menuju masjid untuk menunaikan shalat gerhana berjama’ah.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits:
فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى المَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ ...
"Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju masjid, kemudian beliau berdiri, selanjutnya bertakbir dan sahabat berdiri dalam shaf di belakangya."
[Muttafaqun ‘alaihi].
3. Wanita keluar untuk ikut serta menunaikan shalat gerhana.
Sebagaimana dalam hadits Asma’ binti Abu Bakr berkata:
أَتَيْتُ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ خَسَفَتْ الشَّمْسُ فَإِذَا النَّاسُ قِيَامٌ يُصَلُّونَ وَإِذَا هِيَ قَائِمَةٌ تُصَلِّي
"Aku mendatangi ‘Aisyah istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala terjadi gerhana matahari. Aku melihat orang-orang berdiri menunaikan shalat, demikian pula ‘Aisyah aku melihatnya shalat…"
[Muttafaqun ‘alaihi].
4. Shalat gerhana (matahari dan bulan) tanpa adzan dan iqamah, akan tetapi diseru untuk shalat pada malam dan siang dengan ucapan “ash shalatu jâmi’ah” (shalat akan didirikan).
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abdullah bin ‘Amr, ia berkata:
لَمَّاكَسَفَتِ الشَّمْسُ غَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُوْدِيَ :إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
"Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam diserukan, 'Ash shalatu jâmi’ah' (sesungguhnya shalat akan didirikan)."
[HR Bukhâri].
5. Khutbah setelah shalat.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Aisyah berkata:
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ قَامَ وَخَطَبَ النَّاسَ ......
"Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tatkala selesai shalat, dia berdiri menghadap manusia lalu berkhutbah."
[HR Bukhâri].
TATA CARA SHALAT GERHANA
Tidak ada perbedaan di kalangan ulama, bahwa shalat gerhana dua raka’at.
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat dalam hal tata cara pelaksanaannya. Dalam masalah ini terdapat dua pendapat yang berbeda.
Pendapat pertama:
Imam Mâlik, Syâfi’i, dan Ahmad, mereka berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua raka’at.
Pada setiap raka’at ada dua kali berdiri, dua kali membaca, dua ruku’ dan dua sujud.
Pendapat ini berdasarkan beberapa hadits, di antaranya hadits Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى الرَّسُوْلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ والنَّاسُ مَعَهُ فَقَامَ قِيَامًا طَوِيْلاً نَحْوًا مِنْ سُوْرَةِ البَقَرَةِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيْلاً وَهُوَ دُوْنَ القِيَامِ الأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهُوَ دُوْنَ الرُّكُوْعِ الأَوَّلِ .
"Telah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka beliau shalat dan orang-orang ikut shalat bersamanya.
Beliau berdiri sangat lama (seperti) membaca surat Al Baqarah, kemudian ruku’ dan sangat lama ruku’nya, lalu berdiri, lama sekali berdirinya namun berdiri yang kedua lebih pendek dari berdiri yang pertama, kemudian ruku’, lama sekali ruku’nya namun ruku’ kedua lebih pendek dari ruku’ pertama."
[Muttafaqun ‘alaihi].
Hadits kedua, dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, ia berkata:
أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّىيَوْمَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ فَكَبَّرَ فَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ :سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ،وَقَامَ كَمَا هُوَ، ثُمَّ قَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ القِرَاءَةِ الأُوْلَى ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ الرَّكْعَةِ الأُوْلَى ثُمَّ سَجَدَ سُجُوْداً طَوِيْلاً ثُمَّ فَعَلَ فِى الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ سَلَّمَ ...
"Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana matahari.
Rasulullah berdiri kemudian bertakbir kemudian membaca, panjang sekali bacaannya, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, kemudian mengangkat kepalanya (i’tidal) seraya mengucapkan: 'Sami’allahu liman hamidah,' kemudian berdiri sebagaimana berdiri yang pertama, kemudian membaca, panjang sekali bacaannya namun bacaan yang kedua lebih pendek dari bacaan yang pertama, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian dia berbuat pada raka’at yang kedua sebagimana yang dilakukan pada raka’at pertama, kemudian salam…"
[Muttafaqun ‘alaihi].
Pendapat kedua:
Abu Hanifah berpendapat bahwa shalat gerhana ialah dua raka’at, dan setiap raka’at satu kali berdiri, satu ruku dan dua sujud seperti halnya shalat sunnah lainnya.
Dalil yang disebutkan Abu Hanifah dan yang senada dengannya, ialah hadits Abu Bakrah, ia berkata:
خَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى المَسْجِدِ وَثَابَ النَّاسُ إِلَيْهِ فَصَلَّى بِهِمْ رَكْتَيْنِ.....
"Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka Rasulullah keluar dari rumahnya seraya menyeret selendangnya sampai akhirnya tiba di masjid. Orang-orang pun ikut melakukan apa yang dilakukannya, kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat bersama mereka dua raka’at.'
[HR Bukhâri, An Nasâ`i].
Dari pendapat di atas, pendapat yang kuat ialah pendapat pertama (jumhur ulama’), berdasarkan beberapa hadits shahih yang menjelaskan hal itu.
Adapun pendapat Abu Hanifah dan orang-orang yang sependapat dengannya, bahwasanya riwayat yang mereka sebutkan bersifat mutlak (umum), sehingga riwayat yang dijadikan dalil oleh jumhur (mayoritas) ulama adalah muqayyad.
Syaikh Al Albâni rahimahullah berkata:
“Ringkas kata, dalam masalah cara shalat gerhana yang benar ialah dua raka’at, yang pada setiap raka’at terdapat dua ruku’, sebagaimana diriwayatkan oleh sekelompok sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan riwayat yang shahih."
Wallahu A’lam.
Ringkasan tata cara shalat gerhana sebagai berikut:
1. Bertakbir, membaca doa iftitah, ta’awudz, membaca surat Al Fâtihah, dan membaca surat panjang, seperti Al Baqarah.
2. Ruku’ dengan ruku’ yang panjang.
3. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) seraya mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
4. Tidak sujud (setelah bangkit dari ruku’), akan tetapi membaca surat Al Fatihah dan surat yang lebih ringan dari yang pertama.
5. Kemudian ruku’ lagi dengan ruku’ yang panjang, hanya saja lebih ringan dari ruku’ yang pertama.
6. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) seraya mengucapkan :
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
7. Kemudian sujud, lalu duduk antara dua sujud, lalu sujud lagi.
8. Kemudian berdiri ke raka’at kedua, dan selanjutnya melakukan seperti yang dilakukan pada raka’at pertama.
KESIMPULAN
Sesungguhnya terjadinya gerhana merupakan peristiwa yang menakutkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dengan khutbah yang agung, menjelaskan tentang surga dan neraka.
Kalaupun seandainya kita mengkatakan hukumnya sunnah tatkala kita melihat banyak orang yang meninggalkannya, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan hal ini kemudian tidak ada dosa sama sekali tatkala orang lain mulai berani meninggalkannya, maka pendapat ini, perlu ditilik ulang.
Bagaimana bisa, sesuatu yang menakutkan kemudian dengan sengaja kita meninggalkannya –lantas dikatakan- seolah hanya kejadian yang biasa saja?
Dimanakah rasa takut itu?
Dengan demikian, pendapat yang mengatakan wajib memiliki argumen sangat kuat.
Dan Syaikh ‘Utsaimin mengingatkan, jika ada orang yang melihat gerhana matahari atau bulan, lalu mereka tidak peduli sama sekali, masing-masing sibuk dengan dagangannya, masing-masing sibuk dengan hal sia-sia, sibuk di ladang, maka semua itu dikhawatirkan menjadi sebab turunnya adzab Allah, yang kita semua diperintah untuk mewaspdainya.
Dengan demikian, pendapat yang mengatakan wajib lebih kuat daripada yang mengatakan sunnah.
Demikian secara ringkas penjelasan tentang shalat gerhana, semoga bermanfaat.
Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala ‘alihi washahbihi ajma’in.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun XII/1429H/2008M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]
________________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Pelaksanaan Shalat Gerhana
BimbinganIslam.com
Senin, 27 Jumadal Ūlā 1437 H / 07 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik | Pelaksanaan Shalat Gerhana (Bagian 1 dari 2)
👤Ustadz Muhammad Qasim
🌐 Sumber:
http://almanhaj.or.id/content/1452/slash/0/pelaksanaan-shalat-gerhana/
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
PELAKSANAAN SHALAT GERHANA (BAGIAN 1 DARI 2)
Tidak ada satu kejadian di antara sekian banyak kejadian yang ditampakkan Allah Subhanahu wa Ta’ala di hadapan hamba-Nya, melainkan agar kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari kekuasaan yang Allah Azza wa Jalla tampakkan tersebut.
Yang pada akhirnya, kita dituntut untuk selalu mawas diri dan melakukan muhasabah.
Di antara bukti kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, ialah terjadinya gerhana.
Sebuah kejadian besar yang banyak dianggap remeh manusia. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru memperingatkan umatnya untuk kembali ingat dan segera menegakkan shalat, memperbanyak dzikir, istighfar, doa, sedekah, dan amal shalih tatkala terjadi peristiwa gerhana.
Dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَيَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوْااللهَ وَكَبِّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا ...
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah."
[Muttafaqun ‘alaihi]
PENGERTIAN GERHANA
Dalam istilah fuqaha dinamakan kusuf, yaitu hilangnya cahaya matahari atau bulan atau sebagiannya, dan perubahan cahaya yang mengarah ke warna hitam atau gelap.
Kalimat khusuf semakna dengan kusuf.
Ada pula yang mengatakan kusuf adalah gerhana matahari, sedangkan khusuf adalah gerhana bulan. Pemilahan ini lebih masyhur menurut bahasa.
Jadi, shalat gerhana, ialah shalat yang dikerjakan dengan tata cara dan gerakan tertentu, ketika hilang cahaya matahari atau bulan atau hilang sebagiannya.
HUKUM SHALAT GERHANA
Jumhur ulama’ berpendapat, shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah.
Abu ‘Awanah menegaskan wajibnya shalat gerhana matahari.
Demikian pula riwayat dari Abu Hanifah, beliau memiliki pendapat yang sama. Diriwayatkan dari Imam Malik, bahwa beliau menempatkannya seperti shalat Jum’at.
Demikian pula Ibnu Qudamah berpendapat, bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah.
Adapun yang lebih kuat, ialah pendapat yang mengatakan wajib, berdasarkan perintah yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Asy Syaukani juga menguatkan pendapat ini. Demikian pula Shiddiq Hasan Khân dan Syaikh Al Albâni rahimahullah.
Dan Syaikh Muhammad bin Shâlih ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
“Sebagian ulama berpendapat, shalat gerhana wajib hukumnya, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَصَلُّوْا
(jika kalian melihat, maka shalatlah -muttafaqun ‘alaih).
Sesungguhnya, gerhana merupakan peristiwa yang menakutkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dengan khutbah yang agung, menjelaskan tentang surga dan neraka.
Semua itu menjadi satu alasan kuat wajibnya perkara ini, kalaupun kita katakan hukumnya sunnah tatkala kita melihat banyak orang yang meninggalkannya, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan tentang kejadian ini, kemudian tidak ada dosa sama sekali tatkala orang lain mulai berani meninggalkannya.
Maka, pendapat ini perlu ditilik ulang, bagaimana bisa dikatakan sesuatu yang menakutkan kemudian dengan sengaja kita meninggalkannya?
Bahkan seolah hanya kejadian biasa saja? Dimanakah rasa takut?
Dengan demikian, pendapat yang mengatakan wajib, memiliki argumen sangat kuat.
Sehingga jika ada manusia yang melihat gerhana matahari atau bulan, lalu tidak peduli sama sekali, masing-masing sibuk dengan dagangannya, masing-masing sibuk dengan hal sia-sia, sibuk di lading; semua itu dikhawatirkan menjadi sebab turunnya adzab Allah, yang kita diperintahkan untuk mewaspdainya.
Maka pendapat yang mengatakan wajib memiliki argumen lebih kuat daripada yang mengatakan sunnah."
Adapun shalat gerhana bulan, terdapat dua pendapat yang berbeda dari kalangan ulama.
Pendapat pertama. Sunnah muakkadah, dan dilakukan secara berjama’ah seperti halnya shalat gerhana matahari. Demikian ini pendapat Imam Asy Syâfi’i, Ahmad, Dawud Ibnu Hazm. Dan pendapat senada juga datang dari ‘Atha, Hasan, an-Nakha`i, Ishâq dan riwayat dari Ibnu ‘Abbas.
Dalil mereka:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَيَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوْاالله وَصَلُّوْا حَتَّى يَنْجَلِيَ .
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya, keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai terang kembali."
[Muttafqun ‘alaihi].
Pendapat kedua. Tidak dilakukan secara berjama’ah. Demikian ini pendapat Imam Abu Hanifah dan Mâlik.
Dalilnya, bahwa pada umumnya, pelaksanaan shalat gerhana bulan pada malam hari lebih berat dari pada pelaksanaannya saat siang hari. Sementara itu belum ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikannya secara berjama’ah, padahal kejadian gerhana bulan lebih sering dari pada kejadian gerhana matahari.
Manakah pendapat yang kuat?
Dalam hal ini, ialah pendapat pertama, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya untuk menunaikan keduanya tanpa ada pengecualian antara yang satu dengan lainnya (gerhana matahari dan bulan).
Sebagaimana di dalam hadits disebutkan:
فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى المَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ ...
"Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju masjid, kemudian beliau berdiri, selanjutnya bertakbir dan sahabat berdiri dalam shaf di belakangya."
(Muttafaqun ‘alaihi).
Ibnu Qudamah juga berkata:
“Sunnah yang diajarkan, ialah menunaikan shalat gerhana berjama’ah di masjid sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, walaupun boleh juga dilakukan sendiri-sendiri, namun pelaksanaannya dengan berjama’ah lebih afdhal (lebih baik).
Karena yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah dengan berjama’ah.
Sehingga, dengan demikian, sunnah yang telah diajarkan ialah menunaikannya di masjid."
WAKTU SHALAT GERHANA
Shalat dimulai dari awal gerhana matahari atau bulan sampai gerhana berakhir.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوْاالله وَصَلُّوْا حَتَّى يَنْجَلِيَ
"Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai kembali terang."
[Muttafaqun ‘alaihi].
KAPAN GERHANA DIANGGAP USAI?
Shalat gerhana matahari tidak ditunaikan jika telah muncul dua perkara, yaitu:
(1) terang seperti sedia kala, dan
(2) gerhana terjadi takala matahari terbenam.
Demikian pula halnya dengan shalat gerhana bulan, tidak ditunaikan jika telah muncul dua perkara, yaitu:
(1) terang seperti sedia kala, dan
(2) saat terbit matahari.
_________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Rabu, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Senin, 27 Jumadal Ūlā 1437 H / 07 Maret 2016 M
📝 Materi Tematik | Pelaksanaan Shalat Gerhana (Bagian 1 dari 2)
👤Ustadz Muhammad Qasim
🌐 Sumber:
http://almanhaj.or.id/content/1452/slash/0/pelaksanaan-shalat-gerhana/
〰〰〰〰〰〰〰〰〰
PELAKSANAAN SHALAT GERHANA (BAGIAN 1 DARI 2)
Tidak ada satu kejadian di antara sekian banyak kejadian yang ditampakkan Allah Subhanahu wa Ta’ala di hadapan hamba-Nya, melainkan agar kita bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari kekuasaan yang Allah Azza wa Jalla tampakkan tersebut.
Yang pada akhirnya, kita dituntut untuk selalu mawas diri dan melakukan muhasabah.
Di antara bukti kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, ialah terjadinya gerhana.
Sebuah kejadian besar yang banyak dianggap remeh manusia. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam justru memperingatkan umatnya untuk kembali ingat dan segera menegakkan shalat, memperbanyak dzikir, istighfar, doa, sedekah, dan amal shalih tatkala terjadi peristiwa gerhana.
Dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَيَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوْااللهَ وَكَبِّرُوْا وَصَلُّوْا وَتَصَدَّقُوْا ...
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalat dan bersedekahlah."
[Muttafaqun ‘alaihi]
PENGERTIAN GERHANA
Dalam istilah fuqaha dinamakan kusuf, yaitu hilangnya cahaya matahari atau bulan atau sebagiannya, dan perubahan cahaya yang mengarah ke warna hitam atau gelap.
Kalimat khusuf semakna dengan kusuf.
Ada pula yang mengatakan kusuf adalah gerhana matahari, sedangkan khusuf adalah gerhana bulan. Pemilahan ini lebih masyhur menurut bahasa.
Jadi, shalat gerhana, ialah shalat yang dikerjakan dengan tata cara dan gerakan tertentu, ketika hilang cahaya matahari atau bulan atau hilang sebagiannya.
HUKUM SHALAT GERHANA
Jumhur ulama’ berpendapat, shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah.
Abu ‘Awanah menegaskan wajibnya shalat gerhana matahari.
Demikian pula riwayat dari Abu Hanifah, beliau memiliki pendapat yang sama. Diriwayatkan dari Imam Malik, bahwa beliau menempatkannya seperti shalat Jum’at.
Demikian pula Ibnu Qudamah berpendapat, bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah.
Adapun yang lebih kuat, ialah pendapat yang mengatakan wajib, berdasarkan perintah yang datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Imam Asy Syaukani juga menguatkan pendapat ini. Demikian pula Shiddiq Hasan Khân dan Syaikh Al Albâni rahimahullah.
Dan Syaikh Muhammad bin Shâlih ‘Utsaimin rahimahullah berkata:
“Sebagian ulama berpendapat, shalat gerhana wajib hukumnya, berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَصَلُّوْا
(jika kalian melihat, maka shalatlah -muttafaqun ‘alaih).
Sesungguhnya, gerhana merupakan peristiwa yang menakutkan.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah dengan khutbah yang agung, menjelaskan tentang surga dan neraka.
Semua itu menjadi satu alasan kuat wajibnya perkara ini, kalaupun kita katakan hukumnya sunnah tatkala kita melihat banyak orang yang meninggalkannya, sementara Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menekankan tentang kejadian ini, kemudian tidak ada dosa sama sekali tatkala orang lain mulai berani meninggalkannya.
Maka, pendapat ini perlu ditilik ulang, bagaimana bisa dikatakan sesuatu yang menakutkan kemudian dengan sengaja kita meninggalkannya?
Bahkan seolah hanya kejadian biasa saja? Dimanakah rasa takut?
Dengan demikian, pendapat yang mengatakan wajib, memiliki argumen sangat kuat.
Sehingga jika ada manusia yang melihat gerhana matahari atau bulan, lalu tidak peduli sama sekali, masing-masing sibuk dengan dagangannya, masing-masing sibuk dengan hal sia-sia, sibuk di lading; semua itu dikhawatirkan menjadi sebab turunnya adzab Allah, yang kita diperintahkan untuk mewaspdainya.
Maka pendapat yang mengatakan wajib memiliki argumen lebih kuat daripada yang mengatakan sunnah."
Adapun shalat gerhana bulan, terdapat dua pendapat yang berbeda dari kalangan ulama.
Pendapat pertama. Sunnah muakkadah, dan dilakukan secara berjama’ah seperti halnya shalat gerhana matahari. Demikian ini pendapat Imam Asy Syâfi’i, Ahmad, Dawud Ibnu Hazm. Dan pendapat senada juga datang dari ‘Atha, Hasan, an-Nakha`i, Ishâq dan riwayat dari Ibnu ‘Abbas.
Dalil mereka:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَيَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوْاالله وَصَلُّوْا حَتَّى يَنْجَلِيَ .
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah bukti tanda-tanda kekuasaan Allah. Sesungguhnya, keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang, dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai terang kembali."
[Muttafqun ‘alaihi].
Pendapat kedua. Tidak dilakukan secara berjama’ah. Demikian ini pendapat Imam Abu Hanifah dan Mâlik.
Dalilnya, bahwa pada umumnya, pelaksanaan shalat gerhana bulan pada malam hari lebih berat dari pada pelaksanaannya saat siang hari. Sementara itu belum ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikannya secara berjama’ah, padahal kejadian gerhana bulan lebih sering dari pada kejadian gerhana matahari.
Manakah pendapat yang kuat?
Dalam hal ini, ialah pendapat pertama, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada umatnya untuk menunaikan keduanya tanpa ada pengecualian antara yang satu dengan lainnya (gerhana matahari dan bulan).
Sebagaimana di dalam hadits disebutkan:
فَخَرَجَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى المَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ ...
"Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju masjid, kemudian beliau berdiri, selanjutnya bertakbir dan sahabat berdiri dalam shaf di belakangya."
(Muttafaqun ‘alaihi).
Ibnu Qudamah juga berkata:
“Sunnah yang diajarkan, ialah menunaikan shalat gerhana berjama’ah di masjid sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, walaupun boleh juga dilakukan sendiri-sendiri, namun pelaksanaannya dengan berjama’ah lebih afdhal (lebih baik).
Karena yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ialah dengan berjama’ah.
Sehingga, dengan demikian, sunnah yang telah diajarkan ialah menunaikannya di masjid."
WAKTU SHALAT GERHANA
Shalat dimulai dari awal gerhana matahari atau bulan sampai gerhana berakhir.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُمَا فَادْعُوْاالله وَصَلُّوْا حَتَّى يَنْجَلِيَ
"Oleh karena itu, bila kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah sampai kembali terang."
[Muttafaqun ‘alaihi].
KAPAN GERHANA DIANGGAP USAI?
Shalat gerhana matahari tidak ditunaikan jika telah muncul dua perkara, yaitu:
(1) terang seperti sedia kala, dan
(2) gerhana terjadi takala matahari terbenam.
Demikian pula halnya dengan shalat gerhana bulan, tidak ditunaikan jika telah muncul dua perkara, yaitu:
(1) terang seperti sedia kala, dan
(2) saat terbit matahari.
_________________________________
PENDAFTARAN Grup WhatsApp
BIMBINGAN ISLAM Gelombang 5
⏰ WAKTU PENDAFTARAN
Senin, 6 Jumadil Awal 1437H
/ 15 Februari 2016M
sampai dengan
Rabu, 29 Jumadil Awal 1437H
/ 9 Maret 2016M
🌐 LINK PENDAFTARAN
Pendaftaran dapat dilakukan melalui link:
http://BimbinganIslam.com/PendaftaranAnggota
🔓 PEMBUKAAN GRUP
Ahad, 11 Jumadil Akhir 1437H / 21 Maret 2016M
Selasa, 08 Maret 2016
Sifat Pemarah
🌍 BimbinganIslam.com
Rabu, 29 Jumādal Ūlā 1437 H / 09 Maret 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊 Hadits 02| Sifat Pemarah (Bagian 1)
⬇ Download audio: http://bit.ly/BiAS01-KJ-Bab04-H2-1
~~~~~~~~~~~~~~
SIFAT PEMARAH (BAGIAN 1 DARI 3)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Kita masuk pada hadits ke-2.
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Bukanlah seorang yang kuat adalah yang jago menjatuhkan orang lain (jago berkelahi), akan tetapi orang yang kuat yaitu yang mampu mengontrol dirinya tatkala dia sedang marah."
(Muttafaqun 'alaih diriwayatkan oleh Imām Al Bukhāri no. 5763 dan Imām Muslim. no. 2609)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Dalam hadīts ini menjelaskan diantara akhlak yang buruk adalah mudah marah.
Karena hadīts ini dibawakan oleh Al Hāfizh Ibnu Hajār dalam Bab "Peringatan Terhadap Akhlak-akhlak yang Buruk".
Seakan-akan Ibnu Hajār ingin menjelaskan bahwasannya suka marah adalah akhlak yang buruk.
Oleh karenanya aneh, jika kita mendapati sebagian orang yang mereka bangga dengan sifat suka marah-marah, dengan mengatakan, "Saya ini pemarah."
Padahal akhlak pemarah adalah akhlak yang buruk yang tidak disukai oleh Islam.
Islam justru memuji seseorang yang bisa mengontrol jiwanya tatkala sedang timbul kemarahan dalam jiwanya.
Oleh karenanya, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan dalam hadīts bukanlah orang yang kuat yang jago berkelahi, yang jago gulat, bukan!
Tetapi kuat adalah yang sejati adalah yang bisa mengontrol dirinya tatkala sedang marah.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Sifat marah adalah sifat yang sudah ada dalam jiwa seseorang.
Setiap orang memiliki potensi sifat untuk marah.
Tetapi tatkala seorang sedang marah hendaknya bisa mengontrol jiwanya jangan sampai dia melampiaskan kemarahannya dengan berkata-kata yang buruk atau memukul atau yang lainnya yang dilarang oleh syariat.
Karenanya, dalam hadits yang masyhur dan ma'ruf, tatkala ada Sahabat yang datang kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kemudian berkata:
أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
"Berilah wasiat kepadaku", maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
"Jangan Engkau marah."
Rupanya lelaki ini berulang-ulang meminta wasiat dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tetap mengatakan, "Jangan engkau marah."
(Hadīts ini shāhih. Diriwayatkan oleh: al-Bukhāri (no. 6116), Ahmad (II/362, 466, III/484), at-Tirmidzi (no. 2020), Ibnu Hibban no. 5660-5661 dalam at-Ta’līqātul Hisān)
Lelaki ini seakan-akan menginginkan wasiat yang lebih dari itu, akan tetapi jawaban Nabi selalu, "Jangan engkau marah."
Dalam riwayat lain ada seorang datang menemui Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan mengatakan:
"Ya Rasūlullāh, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bila aku lakukan aku akan masuk surga, tapi jangan banyak-banyak."
Jawaban Nabi: "Jangan engkau marah."
Jadi dia ingin masuk surga dengan amalan yang sederhana.
Dalam riwayat yang lain lagi, ada seorang yang datang menemui Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
"Ya Rasullāh, tunjukkan aku amalan yang menjauhkan aku dari kemurkaan Allāh."
Maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
"Jangan engkau marah."
Ini menunjukkan bahwa sifat tidak marah, mengontrol jiwa tatkala timbul sebab kemarahan sehingga tidak marah adalah sifat yang mulia.
Sifat yang meyebabkan masuk surga, sifat yang merupakan wasiat dari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sifat yang menjauhkan dari kemurkaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sebaliknya sifat suka marah-marah adalah sifat yang tercela.
Oleh karenanya, Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Perlu kita ingat, bahwasannya diantara sifat yang buruk adalah pemarah dan sifat yang baik adalah bisa mengntrol jiwa tatkala sedang marah.
Insya Allāh kita lanjutkan pada pembahasan berikutnya.
________________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Rabu, 29 Jumādal Ūlā 1437 H / 09 Maret 2016 M
👤 Ustadz Firanda Andirja, MA
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Peringatan Terhadap Akhlak-Akhlak Buruk
🔊 Hadits 02| Sifat Pemarah (Bagian 1)
⬇ Download audio: http://bit.ly/BiAS01-KJ-Bab04-H2-1
~~~~~~~~~~~~~~
SIFAT PEMARAH (BAGIAN 1 DARI 3)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله
Kita masuk pada hadits ke-2.
Dari Abu Hurairah radhiyallāhu 'anhu, beliau berkata:
قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ." مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
"Bukanlah seorang yang kuat adalah yang jago menjatuhkan orang lain (jago berkelahi), akan tetapi orang yang kuat yaitu yang mampu mengontrol dirinya tatkala dia sedang marah."
(Muttafaqun 'alaih diriwayatkan oleh Imām Al Bukhāri no. 5763 dan Imām Muslim. no. 2609)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Dalam hadīts ini menjelaskan diantara akhlak yang buruk adalah mudah marah.
Karena hadīts ini dibawakan oleh Al Hāfizh Ibnu Hajār dalam Bab "Peringatan Terhadap Akhlak-akhlak yang Buruk".
Seakan-akan Ibnu Hajār ingin menjelaskan bahwasannya suka marah adalah akhlak yang buruk.
Oleh karenanya aneh, jika kita mendapati sebagian orang yang mereka bangga dengan sifat suka marah-marah, dengan mengatakan, "Saya ini pemarah."
Padahal akhlak pemarah adalah akhlak yang buruk yang tidak disukai oleh Islam.
Islam justru memuji seseorang yang bisa mengontrol jiwanya tatkala sedang timbul kemarahan dalam jiwanya.
Oleh karenanya, Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam menyebutkan dalam hadīts bukanlah orang yang kuat yang jago berkelahi, yang jago gulat, bukan!
Tetapi kuat adalah yang sejati adalah yang bisa mengontrol dirinya tatkala sedang marah.
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Sifat marah adalah sifat yang sudah ada dalam jiwa seseorang.
Setiap orang memiliki potensi sifat untuk marah.
Tetapi tatkala seorang sedang marah hendaknya bisa mengontrol jiwanya jangan sampai dia melampiaskan kemarahannya dengan berkata-kata yang buruk atau memukul atau yang lainnya yang dilarang oleh syariat.
Karenanya, dalam hadits yang masyhur dan ma'ruf, tatkala ada Sahabat yang datang kepada Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam kemudian berkata:
أَوْصِنِيْ ، قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : (( لَا تَغْضَبْ )). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ
"Berilah wasiat kepadaku", maka Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
"Jangan Engkau marah."
Rupanya lelaki ini berulang-ulang meminta wasiat dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam tetap mengatakan, "Jangan engkau marah."
(Hadīts ini shāhih. Diriwayatkan oleh: al-Bukhāri (no. 6116), Ahmad (II/362, 466, III/484), at-Tirmidzi (no. 2020), Ibnu Hibban no. 5660-5661 dalam at-Ta’līqātul Hisān)
Lelaki ini seakan-akan menginginkan wasiat yang lebih dari itu, akan tetapi jawaban Nabi selalu, "Jangan engkau marah."
Dalam riwayat lain ada seorang datang menemui Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan mengatakan:
"Ya Rasūlullāh, tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang bila aku lakukan aku akan masuk surga, tapi jangan banyak-banyak."
Jawaban Nabi: "Jangan engkau marah."
Jadi dia ingin masuk surga dengan amalan yang sederhana.
Dalam riwayat yang lain lagi, ada seorang yang datang menemui Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam:
"Ya Rasullāh, tunjukkan aku amalan yang menjauhkan aku dari kemurkaan Allāh."
Maka Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengatakan:
"Jangan engkau marah."
Ini menunjukkan bahwa sifat tidak marah, mengontrol jiwa tatkala timbul sebab kemarahan sehingga tidak marah adalah sifat yang mulia.
Sifat yang meyebabkan masuk surga, sifat yang merupakan wasiat dari Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam, sifat yang menjauhkan dari kemurkaan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Sebaliknya sifat suka marah-marah adalah sifat yang tercela.
Oleh karenanya, Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Perlu kita ingat, bahwasannya diantara sifat yang buruk adalah pemarah dan sifat yang baik adalah bisa mengntrol jiwa tatkala sedang marah.
Insya Allāh kita lanjutkan pada pembahasan berikutnya.
________________________________
📦 Donasi Operasional & Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| Kode Bank 451
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
🌐 Website:
http://www.bimbinganislam.com
👥 Facebook Page:
Fb.com/TausiyahBimbinganIslam
📣 Telegram Channel:
http://goo.gl/4n0rNp
📺 TV Channel:
http://BimbinganIslam.tv
Langganan:
Postingan (Atom)
APAKAH TERMASUK GHIBAH YANG HARAM DENGAN MEMBONGKAR KEBURUKAN SEOANG DA’I YANG MENYIMPANG..? . . Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata : ...
-
BimbinganIslam.com Selasa, 28 Jumadal Ūlā 1437 H / 08 Maret 2016 M 📝 Materi Tematik | Pelaksanaan Shalat Gerhana (Bagian 2 dari 2) 👤 Us...
-
🌍 BimbinganIslam.com Jum'at, 10 Jumadal Ūlā 1437 H / 19 Februari 2016 M 📝 Materi Tematik 👤 Ustadz Nuzul Dzikri, Lc 🔊 Ceramah Sin...
-
PANITIA FESTIVAL ANAK SHOLEH (FAS KE-5) PONDOK PESANTREN DARUNNAJAH 2 CIPINING Jl. Argapura Kotak Pos ...